Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Curhat" Sepinya Peminat Bus pada Musim Mudik

Kompas.com - 08/06/2017, 08:02 WIB
Stanly Ravel

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif - Mudik sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Indonesia dalam merayakan Lebaran dari tahun ke tahun. hal ini pun menjadi momen panen bagi para pengusaha moda transportasi, baik darat, laut, dan udara.

Bicara soal keuntungan, ternyata tidak semua moda transportasi bisa merasakan manisnya keuntungan pada musim mudik. Contohnya seperti bus antar kota antar provinsi (AKAP) yang diklaim justru terus mengalami penyusutan.

Baca : Bus Tingkat, Asa Baru Lawan Kereta Api dan Pesawat

"Kalau darat itu sudah pasati tidak baik. Bus tidak ada naik, tapi turun. Kisaran penurunannya sampai 10 persen dari tahun ke tahun, ini secara umum yah karena kita bersiang bukan hanya sesama perusahaan otobus (PO) saja, tapi juga ada dari udara dan kereta api," papar Managing Director Lorena Transport. Tbk, Dwi Ryanta Soerbakti, kepada media di Ciputat, Selasa (6/6/2017).

Menurut Dwi, karena persaingan yang makin berat maka perlu ada inovasi dalam memberikan era baru bagi angkutan bus. Contohnya seperti armada double decker yang kini digunakan Lorena dan Karina untuk melayani rute Surabaya dan Madura.

Baca : Alasan Bus Tingkat Lorena Fokus di Rute Madura

Langkah tersebut diakui Dwi tidak mudah, karena nilai investasi untuk memelihara bus premium tidak murah. Karena itu, kota tujuan pelayanannya pun sengaja dicari yang potensial, terutama daerah yang tidak bersaing dengan kereta api atau pesawat.

Sebab

Turunnya minat konsumen menggunakan bus sebagai sarana transportasi AKAP, bukan hanya diakibatkan persaingan dari kereta api dan pesawat, tapi juga karena infrastruktur yang belum memadai serta maraknya bus gratis, khususnya di musim mudik seperti saat ini.

Stanly/KompasOtomotif Bus Lorena dan Karina Double Decker

"Seperti Lebaran, saat ini banyak yang menawarkan mudik gratis dengan bus, tiap tahun jumlah armadanya bertambah, kalau begitu bagaimana bisa untung. Tapi yang paling penting itu sebenarnya ada di infrastruktur, tingkat kemacetan makin parah, orang jadi malas pakai bus," papar Dwi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com