Hiroshima, KompasOtomotif – Ketika merek lain sibuk mengembangkan mobil listrik atau bahkan otonomos, Mazda masih percaya bahwa mesin dengan sistem pembakaran biasa masih prospektif. Teknologi Skyactiv yang terkenal irit bahan bakar pun kembali dikembangkan, diklaim bakal lebih hemat lagi 30 persen, serta jauh mengurangi emisi gas buang.
Kabar terakhir, seperti dikutip Autoblog, (17/1/2017), Mazda menggunakan teknologi yang disebut Homogeneous Charge Compression Ignition (HCCI). Sistem ini bekerja dengan mengompresikan campuran bensin dan udara di dalam silinder dengan suhu tertentu, serta tak lagi pakai busi.
Mirip kinerja mesin diesel, namun banyak tantangan yang dihadapi Mazda. Ini karena bahan bakar yang menggunakan bensin punya cara terbakar yang berbeda dibandingkan dengan solar. Kompresi mesin naik dari Skyactiv lama 14:1 menjadi 18:1, sangat tinggi.
Artinya, akan ada efek lain yang kembali menjadi tantangan. Termasuk di antaranya adalah putaran mesin dan manajemen suhu. Saat membakar bensin dengan suhu yang panas (tanpa busi), efeknya adalah knocking dan meisn cepat overheat.
Namun, semua masalah itu dikabarkan berhasil diatasi. Belum ada rilis resmi, namun jika memang benar, Mazda sudah mengungguli merek-merek lain yang pernah berniat menggunakan teknologi HCCI tapi batal karena harga jual bakal mahal.
Mereka yang pernah bereksperimen dengan HCCI dan tak mampu mengembangkan lebih jauh karena tantangan biaya produksi adalah General Motors, Mercedes-Benz, Honda, Volkawagen, sampai Hyundai.
Sistem HCCI diperkirakan paling cepat diterapkan oleh Mazda melalui generasi baru Mazda3 pada 2018 dengan mesin Skyactiv-G Gen-2.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.