Jakarta, KompasOtomotif – Merek Mazda baru saja diguncang kabar heboh soal bakal ditutupnya PT Mazda Motor Indonesia (MMI) dan bisnis dialihkan ke Eurokars. Efeknya, penjualan langsung terjun bebas, namun kini perlahan kembali menemukan ritme meski belum 100 persen pulih.
Mungkin, bisa jadi ceritanya seperti ini: Kabar ditutupnya MMI membuat orang khawatir, nasib Mazda akan seperti Ford yang benar-benar cabut tanpa sinyal sebelumnya. Setelah MMI mengklarifikasi bahwa Mazda tak akan hengkang, kemungkinan besar calon konsumen mulai percaya diri membeli.
Data berbicara. Dari angka-angka yang dirilis Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) 2016, pada Oktober, bulan di mana MMI mengumumkan bakal tutup, merek ini stuck di angka 80 unit, dari sebelumnya (September) yang mencapai 260-an unit.
Laporan penjualan (wholesales) bulan lalu, angka yang diraih kembali (dianggap) normal, di mana sudah 255 unit Mazda terjual. Artinya, merek ini mulai kembali ke situasi sebelum ada isu pengalihan bisnis.
Penjualan tertinggi Mazda tahun ini terjadi pada Agustus, bulan saat GIIAS diselenggarakan, dengan raihan 875 unit. Tren penjualan merek ini memang pasang surut, dimulai dari 700-an unit pada Januari-Februari, lalu turun sedikit, sampai titik paling bawah yakni Juli dengan penjualan 245 unit.
Mazda2 dan CX-5 mengalami lonjakan, karena memang dua model inilah tulang punggun Mazda selama ini di Indonesia. Saat merek mengalami pukulan bulan lalu, pengelola bursa mobil bekas WTC Mangga Dua tak khawatir harga Mazda2 dan CX-5 anjlok.
”Masih stabil kalau CX-5 dan Mazda2, karena itu barang bagus. Masih banyak oran yang cari, jadi nggak terpengaruh,” kata Herjanto Kosasih, Manajer Pemasaran WTC Mangga Dua.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.