Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tantangan Berat Suzuki dan Daihatsu di Asia

Kompas.com - 25/12/2016, 09:53 WIB
Ghulam Muhammad Nayazri

Penulis

Tokyo, KompasOtomotif – Dua pembuat mobil kecil (minicar), Daihatsu Motor dan Suzuki Motor, perlu mengintensifkan persaingan panas di pasar Asia, di mana mereka telah memiliki dominasi cukup kuat. Jika Daihatsu kuat di Malaysia dan Indonesia, Suzuki punya cengkeraman di India.

Daihatsu di Malaysia, menguasai sekitar 30 persen, sedangkan di Indonesia anak perusahaan Toyota ini mendapat jatah sekitar 15 persen sampai 16 persen, (wholesales Gaikindo Januari-Okotber 2016), dan bersama Toyota menjajah separuh pasar otomotif Tanah Air. Sementara di India, Suzuki berhasil jadi pemimpin pasar dengan penguasaan 40 persen mobil penumpang.

Namun, bukan berarti kedua merek tersebut aman, seperti Daihatsu di Malaysia dan Indonesia, mulai merasakan meningkatnya persaingan. Sementara Suzuki, harus berupaya bertahan dan melawan gempuran merek-merek yang bersaing di India. Banyak merek-merek baru yang mulai tergoda untuk penetrasi di Asia.

Seperti di Indonesia, bakal ada penantang baru dari negeri China, Saic Motor yang bekerjasama dengan General Motor (SGMW Motor Indonesia), bakal mengeluarkan mobil di bawah merek Wuling. Lalu Beijing Automotive Group yang memulai perakitan kendaraan listrik di Malaysia pada awal 2017, sedangkan di India, Renault mulai dengan cepat mengokohkan pijakan.

Caradvice Suzuki Ignis

Para pemimpin Jepang di Asia Tenggara dan India, akan menghadapi upaya dari pesaing yang akan memotong (chipping) pangsa pasar mereka. "Sangat penting untuk mengembangkan strategi yang efektif untuk mempertahankan posisi mereka di daerah-daerah tersebut,” ujar Takaki Nakanishi, CEO of Auto Industry Specialist dari Nakanishi Research Institut mengutip Nikkei, Sabtu (24/12/2016).

Baca juga : Toyota-Daihatsu Siap Gempur Negara Berkembang

Upaya Meluas

Keduanya telah mengalami kemunduran serius dalam upaya memperluas pasar luar negeri. Suzuki sempat membangun pabrik patungan dengan GM di Kanada, dan menjual mobil di Amerika Utara. Namun, mereka gagal mengembangkan kendaraan berukuran besar, yang bisa menarik konsumen Amerika, dan terpaksa mundur setelah kebangkrutan GM di 2009.

Stanly/Otomania Daihatsu GIIAS 2016

Suzuki juga membangun pabrik di Thailand empat tahun lalu, tapi penjualan terus lamban. Daihatsu mencoba untuk membuat terobosan ke Eropa dan China, tetapi menyerah setelah juga gagal, terutama dalam mengembangkan model yang menarik konsumen lokal.  

Atas inisiatif induk perusahaan, Toyota dan Daihatsu sedang berusaha lagi untuk bisa mengembangkan pasar, dengan perusahaan internal baru, Emerging-market Compact Car Company, yang mulai bergerak awal Januari 2017. Jika Daihatsu dan Suzuki gagal beradaptasi lagi,  bukan tidak mungkin akhirnya bakal tergilas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau