Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membelah Bukit Chiang Rai dengan Ducati Multistrada 1200S

Kompas.com - 14/03/2016, 08:22 WIB
Fidel Ali

Penulis

Chiang Rai, KompasOtomotif – Bersama puluhan jurnalis dari Asia Pasifik, KompasOtomotif dan satu rekan media lain dari Tanah Air berkesempatan ikut menjajal kebolehan model terbaru, Ducati Multistrada 1200S. Pengetesan kali ini dilakukan di Chiang Rai, Thailand, menyajikan rute perjalanan ratusan kilometer (km) untuk merasakan sensasi sepeda motor sport touring dari Italia ini.

Sebelum memulai perjalanan, briefing dari pihak penyelenggara menjelaskan, kalau menu rute yang ditempuh mencapai 320 km, mengitari Chiang Rai dengan kontur perbukitan. Tipikal jalan yang dilalui pun beragam, mulai dari lurus via tol, campuran aspal dan tanah, hingga lumpur, cocok untuk dilalui motor yang memang diciptakan untuk semua medan tersebut.

Setelah sempat berkenalan dengan Multistrada 1200S, akhirnya rombongan memulai petualangan touring sehari ini sekaligus menjadi bahan review.

Bruummm... Saya langsung mencoba menjajal perlahan. Mengingat rute yang saya lintasi akan menuju perkotaan, posisi berkendara dipilih "Urban".

Fidel Ali/Kompas.com Sebagian rombongan touring Ducati Multistrada 1200s dari jurnalis se Asia Pasifik

Manuver

Rute pertama yang jadi menu pertama adalah menuju perkotaan. Tubuh motor yang cukup bongsor dengan lebar 945 mm diuji saat kami menemui perempatan jalan yang padat. Meski berbodi besar, melakukan manuver di sela-sela kendaraan tersebut masih terbilang nyaman, beruntung tidak sepadat lalu-lintas di Jakarta.

Selanjutnya, rombongan masuk ke tol dengan karakter jalan aspal mulus dan lurus. Di Thailand, sepeda motor diperbolehkan masuk tol, berbeda dengan Indonesia. Rombongan pun melaju cepat, saya merasakan karakter mesin yang cukup responsif. Saat gas diulir, motor dengan bobot 235 kilogram ini terasa ringan melaju.

Embusan angin akibat laju sepeda motor yang saya tunggangi cukup dapat diredam dengan adanya windshield yang dapat diatur tegak ketinggiannya hingga 60 mm. Perjalanan pun terasa sangat nyaman karena posisi badan yang tegak, tidak pegal.

Memasuki area perbukitan, giliran suspensi motor  diuji. Posisi riding mode kembali dipilih "Touring", secara default suspensi Ducati Skyhook Suspension (DSS) ini terasa cukup halus. Sensasi ketika melewati beberapa rintangan seperti jalan tidak rata, hingga lubang pun dapat "dihajar" dengan tenang dengan karakter suspensi yang soft. Motor tetap dapat dibawa dengan anteng tanpa getaran yang menganggu.

Tikungan Tajam

Berjumpa dengan tikungan tajam, kembali performa mesin dan suspensi depan upside down berdiameter 48 mm dan belakang single sided swingarm khas Ducati pun diuji. Posisi rebah dicoba dan motor berbodi agak bongsor ini ternyata cukup nurut, mudah ditekuk! Ban Pirelli Scorpion Trail II dengan lebar 120/70 di depan dan belakang 190/55 yang menempel di pelek 17 inci membuat semakin yakin rebah di tikungan.

Meski mampu rebah, karakter motor ini sejatinya bukan untuk melakukan manuver lebih ekstrem. Saya pun menyadarinya dan tidak ingin melakukan rebah lebih dari 45 derajat di kecepatan 80-90 kpj.

Kemudian, perjalanan pun sudah menempuh 140 kilometer dengan kecepatan rata-rata 120 kpj. Setelah sempat istirahat sekitar 30 menit, rombongan kembali melanjutkan sisa perjalanan.

Kali ini, rute yang dilalui semakin menantang, meski lalu-lintas terbilang sepi, namun beberapa kali ada "kejutan" yang menunggu di jalan. Saya pun beberapa kali menemui jalan berpasir di tikungan, beruntung teknologi Ducati Traction Control (DTC) dan cornering ABS berfungsi ideal, cengkraman ban pun dapat terjaga saat melibasnya.

Kontur perbukitan dengan tikungan naik-turun, membuktikan tenaga dari motor dengan kekuatan 160 tk dan torsi 136 Nm ini memang bisa diandalkan.

Rombongan kemudian diberikan peringatan jalan berlumpur di depan, saya kemudian mengaktifkan mode "Enduro". Jalan berlumpur dengan campuran tanah dan sedikit bebatuan itu pun saya lalui dengan tenang, meski saya sempat melakukan sedikit manuver karena jalan yang licin membuat ban belakang sempat selip beberapa kali ke kanan dan kiri.

Setelah sekitar 500 meter menerjang jalan off road dan berlumpur, saya dan rombongan akhirnya dipertemukan kembali dengan jalan beraspal.

Fidel Ali/Kompas.com Sebagian rombongan touring Ducati Multistrada 1200s dari jurnalis se Asia Pasifik saat beristirahat.

Tembus 220 kpj

Kembali ke jalan, perbukitan di Chiang Rai akhirnya mengarahkan rombongan pada jalan dengan trek lurus cukup panjang, sekitar 2-3 km. Menu ini tentu tidak disia-siakan, guna menguji performa mesin dari kelas superbike ini.

Mode berkendara langsung dipindah ke posisi "Sport", mesin langsung terasa responsif, suspensi pun terasa agak keras. Saat memuntir grip gas lebih dalam, gaya inersia membuat tubuh saya ditarik ke belakang seraya motor melaju ke depan. Pergantian gigi cukup halus, meski masih diiringi dengan bunyi "kletek".

Hanya dalam beberapa detik, kecepatan di speedometer menunjukkan 220 kpj pada posisi gigi 5, dengan posisi badan yang membungkuk. Peringatan datang dari Road Captain bahwa ada pasir di depan, sehingga kecepatan dikurangi.

Tentu, kecepatan itu bukanlah hasil maksimal dari tunggangan dengan enam persneling ini. Nafas masih panjang dan RPM pun belum terlalu berteriak.

Kelebihan lain, motor ini juga menyajikan fitur cruise control untuk menjaga kecepatan berkendara dalam kecepatan konstan. Ideal untuk kegiatan touring semacam ini, guna menjaga ritme rombongan selama perjalanan, terutama di jalan lurus.

Kesimpulan

Setelah lebih dari lima jam di perjalanan, akhirnya rombongan tiba di garis finis. Rasa puas dan lelah bercampur ketika lokasi tujuan akhir berhasil dicapai. Sambil mengucap syukur, beberapa informasi di panel indikator kembali disimak, ternyata konsumsi rata-rata BBM yang “diteguk” Multistrada 1200S selama perjalanaan, tercatat 7 kpl.

Jika melihat kapasitas mesin, tenaga, dan rute yang dilalui, hasil konsumsi ini relatif normal.

Menariknya lagi, Ducati juga sudah mengembangkan aplikasi Multistrada Link yang bisa diunduh dari Apple Store. Lewat aplikasi ini, berbagai data penunjang tercatat dengan apik, mulai dari topspeed, average speed, lean angle (sudut kemiringan), horse power selama berkendara, dan dapat dipublikasi ke media sosial.

Kesan yang diperoleh selama ratusan km perjalanan, selain canggih, sepeda motor ini punya kemampuan yang mumpuni. Meski tidak ideal bagi sebagian besar biker, terkait postur tubuh atau rata-rata konsumsi bahan bakar, Multistrada tetap meneguhkan posisinya sebagai produk premium.

Motor ini membuat Anda ingin terus berkendara dengan kenyamanan yang dijamin saat menungganginya. Berada di atas jok, seakan tidak menaiki sepeda motor, melainkan naik supercar convertible.

Pencarian jati diri hingga pelarian dari rutinitas yang dicari ketika melakukan touring dijamin segera tercapai dengan tunggangan ini, setidaknya saya sempat lupa bahwa saat itu sedang melakukan test ride. (Baca: “First Date” bersama Ducati Multistrada 1200s)

*Nantikan review fitur-fitur, performa, handling, hingga impresi dari Ducati Multistrada 1200S pada edisi selanjutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau