Pengumuman itu dilakukan di kantor pusat sekaligus showroom MHD dan MMI di Ciputat Raya, Pondok Pinang, Jakarta Selatan, dalam acara Customer Gathering yang dihadiri oleh direksi, sejumlah pejabat di lingkungan MRA Group, media, serta perwakilan komunitas HOG dan HDCI.
Dalam sambutannya, Presiden Direktur MHD dan MMI Djonnie Rahmat mengatakan bahwa kondisi beberapa tahun terakhir sangat berat. Kenyataannya tidak sesuai dengan harapan. Perusahaan tak mampu lagi menanggung beban kerugian, apalagi diimpit situasi ekonomi yang sulit, ditambah menurunnya daya beli. Sebab, harga motor Harley-Davidson terlampau mahal karena pajak dan peraturan.
"Dengan berat hati, kami mengumumkan untuk tidak lagi sebagai pemegang merek Harley-Davidson di Indonesia. Kami sudah berupaya untuk bertahan, siapa tahu kondisinya bisa berubah. Kami akan selesaikan segala sesuatunya sebaik mungkin dan penuh tanggung jawab," ujar Djonnie.
Djonnie menegaskan, keputusan ini semata-mata karena bisnis. Perusahaan tidak bisa menanggung kerugian yang berkepanjangan akibat turunnya nilai tukar rupiah, ditambah beban pajak sampai 300 persen yang membuat harga motor melambung, sehingga daya beli penggemar ikut merosot.
Djonnie juga menyampaikan rasa terima kasih yang setulus-tulusnya kepada konsumen dan semua pihak yang mendukung Mabua sejak hadir di Indonesia pada 2007 sampai saat ini.
Ke depan, seperti arahan Harley-Davidson Motor Company, Mabua akan berpindah status sebagai authorized workshop, paling tidak sampai Juni 2016.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.