Jakarta, KompasOtomotif – Kebiasaan banyak pengguna kendaraan adalah mengoplos dua jenis bensin untuk didapatkan spesifikasi lebih tinggi. Paling banyak, mencampur Pertamax (RON 92) dan Premium (RON 88) untuk mendapatkan angka tengah, yakni RON 90. Namun kini ada Pertalite yang sudah ditetapkan punya RON 90. Masih efektifkah mengoplos?
KompasOtomotif menganalisa dari dua sudut, pertama soal harga. Saat ini, harga Premium adalah Rp 7.400, sementara Pertamax dipasarkan Rp 9.300. Jika dioplos fifty-fifty dan diambil rata-rata harga, banderol yang didapat adalah Rp 7.400 + Rp 9.300 dibagi dua, diperoleh Rp 8.350.
Bandingkan dengan satu liter Pertalite yang dibanderol Rp 8.400. Memang Pertalite sedikit lebih mahal. Namun, menurut Tri Yuswidjajanto, Dosen Teknik Mesin ITB yang juga menjadi tim peneliti Pertalite, perolehan kualitas akan berbeda meski sama-sama didapat RON 90.
”Premium tidak ada aditifnya. Jika dioplos, RON akan sama, namun konsentrasi aditif di Pertamax akan turun jadi setengahnya. Kalau sudah berkurang, bisa jadi aditif tidak bekerja maksimal, atau bahkan tidak bekerja sama sekali,” kata pria yang akrab disapa Yus itu, Jumat (24/7/2015), di Jakarta.
Dengan kata lain, Yus menggambarkan bahwa ketika konsumen mengoplos bensin, kadarnya akan sama saja beli Premium. Lebih jauh, artinya bahwa konsumen akan rugi jika mengoplos, karena efektivitas aditif pada Pertamax bakal tidak maksimal.
”Sekarang ada tawaran baru Pertalite yang sudah pasti beraditif. Kalau mau nyoba gampang. Bandingkan pada sepeda motor setelah dibersihkan ruang bakar dan katup-katupnya, diisi oplosan atau Premium stasioner 50 jam, dengan sepeda motor yang pakai Pertalite. Hasilnya akan beda,” ujar Yus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.