Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menggali "Harta Karun" dengan Menarik

Kompas.com - 08/07/2015, 13:56 WIB
Meski demikian, hal itu tak merisaukan Adep dan anggota komunitas lain. Adep justru senang virus belajar sejarah kian menyebar. Ia juga kerap mengikuti tur sejarah yang dikelola komunitas lain sekadar untuk mengisi waktu luang atau mencari referensi.

”Saya kepengin orang semakin sadar akan sejarah, misalnya metamorfosis kota. Dengan sadar dan peduli sejarah, orang bisa punya rasa memiliki yang besar terhadap lingkungan tempat tinggalnya,” kata Adep.

Riset dan survei

Saat ditanya mengenai suka dan duka mengorganisasi komunitas pencinta sejarah, Adep mengatakan, proses riset dan survei memakan waktu paling lama. Dibutuhkan ketekunan, ketelatenan, dan kesabaran untuk itu. Apalagi, jika rute tur bukanlah jalur umum atau biasa. Ia perlu berkali-kali datang untuk pendekatan dan meminta izin kepada pemilik bangunan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau