Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Terkini Hasil Investigasi Kasus Mobil Rusak Karena Pertamax

Kompas.com - 28/11/2024, 07:02 WIB
Donny Dwisatryo Priyantoro,
Aprida Mega Nanda,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Segenap pihak langsung melakukan investigasi terkait kasus mobil rusak karena Pertamax. Belum lama ini, hasil sementara investigasi tersebut sudah keluar.

Latar belakangnya, terjadi kasus konsumen mengisi bahan bakar jenis Pertamax, kemudian mobilnya kehilangan tenaga. Saat diperiksa di bengkel, pompa bahan bakar dilepas dan dikuras tangkinya, ditemukan endapan pada bahan bakar.

Endapan tersebut yang menjadi penyebab mobil kehilangan tenaga. Sebab, endapan menyumbat filter sebelum bahan bakar masuk ke dalam pompa. Sehingga, suplai bahan bakar ke mesin tidak mencukupi.

Baca juga: Mobil Rusak karena Pertamax, Berapa Biaya Kuras Tangki di Auto2000?

Tri Yuswidjajanto Zaenuri, dosen dan ahli konversi energi Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (ITB), yang juga bagian dari tim Lembaga Afiliasi Peneliti dan Industri (LAPI) ITB, mengatakan, Minggu (24/11/2024), diajak Pertamina untuk ke bengkel Daihatsu di Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

"Karena hari Sabtunya itu di sana rame. Banyak mobil waktu itu, hari Sabtunya itu katanya ada 8 mobil, sebelumnya ada beberapa. Pokoknya, total sudah 20 mobil lah di situ, Di bengkel itu saja, di bengkel tempat lain juga ada," ujar Yuswidjajanto kepada Kompas.com, Rabu (27/11/2024).

"Nah, hari Minggu itu bengkelnya tutup, tapi kepala bengkelnya datang untuk diskusi. Jadi, kata kepala bengkelnya itu masuk keluhannya sama, power loss. Jalan dengan gigi 2 atau lebih, tidak ada tenaga. Terus, ketika dicek kok aliran bahan bakarnya kecil," kata Yuswidjajanto.

Yuswidjajanto menambahkan, kemudian diputuskan untuk dilihat pompa bahan bakarnya. Untuk melihatnya, maka tangki bahan bakar harus diturunkan. Ketika diturunkan dan pompanya dilepas, ternyata saringannya penuh dengan kotoran.

Baca juga: YLKI Kawal Hak Konsumen dalam Kasus Mobil Rusak Setelah Isi Pertamax

"Penuh sekali, seperti yang ada di video yang beredar. Nah, jadi mereka menyimpulkan, sepertinya masalahnya ini. Kotorannya menghalangi bahan bakar untuk masuk ke pompa hingga suplai ke mesinnya kurang," ujar Yuswidjajanto.

Yuswidjajanto mengatakan, tangki bahan bakar kemudian dikuras, saringan dibersihkan, dan pompa bahan bakar dipasang lagi. Kemudian, mobil diisi dengan Pertamax Turbo dari SPBU yang lokasinya tidak jauh dari bengkel.

"Diisikan dengan Pertama Turbo, ya sudah, hidup (mesinnya), normal. Jadi, enggak ada spare part yang diganti, enggak butuh tuning apa-apa," kata Yuswidjajanto.

Baca juga: Jaksa Agung Ungkap Perbedaan Prabowo dan Jokowi Sikapi Kasus Korupsi

Yuswidjajanto menambahkan, saat dirinya ada di sana, ternyata kotoran dan bahan bakar yang diduga bermasalah sudah dibuang. Ada sisanya, tapi hanya sedikit.

"Ya sudah, akhirnya kami ambil. Kan kita semua penasaran, ini bentuknya kotoran, ini apa? Ya, kemudian dibawalah sampel kotorannya ke Bandung. Kemudian, kita cek, ternyata kok timbal dan timah. Terus, kalau sampel yang dari bengkel, kalau dianalisa ya pasti ada timbal sama timahnya, karena kotorannya itu halus banget," ujar Yuswidjajanto.

"Jadi, saya coba saring pakai saringan kopi saja tembus, masih lolos. Jadi, lembut banget. Nah, akhirnya Pertamina coba ambil sampel dari SPBU yang terindikasi konsumennya pada melakukan pembelian Pertamax di situ, ada beberapa SPBU itu," kata Yuswidjajanto.

Baca juga: Terungkap Identitas Penumpang Alphard Putih Saat Insiden Patwal Tendang Pemotor di Puncak

"Kemudian, dikirim oleh Lemigas dan dicek. Ternyata, enggak ada, enggak kedeteksi itu material timbal dan timah. Jadi, di bengkel itu ditanya, si konsumen yang mobilnya terdampak itu. Terakhir isinya di mana? Ada yang di Puncak, ada yang di dekat situ, ada yang di macam-macam lah," ujarnya.

Yuswidjajanto mengatakan, beberapa SPBU yang ditunjuk itu kemudian diambil sampelnya. Ketika dicek, tidak unsur yang dideteksi di laboratorium ITB tidak ada di dalam bahan bakar Pertamax itu.

Halaman:
Komentar
ternyata bbrp tahun lalu kasus ini sudah dilaporkan tetapi ditutupi.
 
Pilihan Untukmu
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Ironis Jalan Layang Tol MBZ Dikorupsi hingga Tak Bisa Dilewati Tronton, Pelakunya Cuma Dihukum 4 Tahun

api-1 . NEXT-READ-V2
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Brandzview

Jadikan Ramadhan Makin Seru, Segera Persiapkan Jadwal Imsakiyah dan Kebutuhan Lain Berikut

api-1 .
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Polisi Gali Motif Eks Kapolres Ngada Cabuli Anak dan Jual Videonya ke Situs Australia

api-1 . NEXT-READ-V2
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Gugat UU Hak Cipta, Ariel dkk Minta Boleh Nyanyikan Lagu Tanpa Izin Pencipta Asal Bayar Royalti

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Travel

Jembatan Gantung Terpanjang Dunia di Bogor yang Kini Disegel

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Usai Diperiksa Kejagung, Ahok: Saya Juga Kaget, Kok Gila Juga

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Brandzview

Mau Puasa dengan Tenang? Pastikan Jadwal Imsakiyah dan Kebutuhan Ramadhan Lain Sudah Siap

api-1 .
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Regional

Kapolres Ngada Bayar Rp 3 Juta untuk Berhubungan Intim dengan Anak 6 Tahun di Hotel Kupang

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Prov

Link Live Streaming Semen Padang vs Persib Bandung di Liga 1, Prediksi, H2H, dan Klasemen

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Regional

Korban Pertamax Campur Air Diganti Rugi Rp 1 Juta, SPBU Minta Videonya Dihapus

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Hype

Istri Ungkap Penyebab Wendi Cagur Dilarikan ke Rumah Sakit

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Dedi Mulyadi Cari Kades yang Marah soal Pembongkaran Bangunan Liar di Bekasi

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

KPK Geledah Rumah Ridwan Kamil Terkait Kasus Bank BJB

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Pengemudi Ojol Sambut Baik THR, tapi Repot Banyak Syaratnya

api-1 . POPULAR-INDEX


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Polres Bogor Copot Patwal Alphard usai Viral karena Pepet Pemotor di Puncak
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau