Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengurus Komunitas Mobil Bukan Cari Keuntungan

Kompas.com - 02/03/2015, 08:00 WIB
Febri Ardani Saragih

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif – Komunitas pemilik mobil semakin menjamur sejalan perkembangan otomotif nasional. Tidak lagi sekadar kumpul dan menghabiskan waktu, tapi kesamaan minat kini diolah dengan manajemen modern.

Hampir semua komunitas mobil di Indonesia punya semacam hierarki, pucuk pimpinan bisa disebut ketua atau presiden yang membawahi kepengurusan. Indra Lubis, Head of Community Toyota Astra Motor (TAM), di Jakarta, Jumat (27/2/2015) mengatakan, bisa saja ada “pejabat” nakal yang coba cari keuntungan dari alur perintah struktur internal komunitas.

Bentuknya bisa macam–macam, seperti permainan politik, penyalahgunaan perintah, keuntungan terselubung, atau manipulasi uang. Dasar komunitas kebanyakan karena kebersamaan lalu bergerak karena tenaga sukarela, bisa saja momen pamrih timbul sebab bekerja tanpa gaji alias gratis.

Febri Ardani Indra Lubis, Head of Community Toyota Astra Motor.

Indra setuju pernyataan mengurus komunitas bukan mata pencaharian. “Komunitas itu saudara sepenanggungan, kalau sudah mencari uang disitu 100 persen ga akan bertahan lama. Karena orientasinya jadi beda, seperti ini sudah kejadian di beberapa komunitas,” keluh Indra.

TAM punya pengalaman, menjadi pemegang merek terlaris di Indonesia membuat perusahaan memayungi setidaknya 15 komunitas pemilik Toyota yang terpusat di Jakarta dan puluhan komunitas lainnya yang dibawahi dealer utama di daerah.

Sebab itu, lanjut Indra, sistem komunitas harus terbuka. Indra juga mengatakan tentang mencari keuntungan yang dimaksud bukan seperti berdagang dengan sesama anggota.

“Kalau jual baju, suku cadang, atau aksesori segala macam itu kan tergantung dari pengurusnya. Lagipula kalau harganya fair, untungnya masuk akal, masih dalam koridor wajar, gak masalah asal sifatnya terbuka. Komunitas itu kan juga salah satu cara mengembangkan jaringan,” kata Indra.

Komunitas tak melulu bicara soal mobil namun melebar ke berbagai aspek. Berbagai kegiatan kreatif diagendakan sepanjang tahun, hasilnya dilempar ke media untuk diberitakan. Semua senang, pemegang merek dapat promosi, media punya berita, dan komunitas makin eksis.

“Komunitas adalah end user hasil penjualan dealer, keberadaannya mesti dijaga sebab banyak informasi konsumen yang bisa didapat. Komunitas sekarang berkembang seiring kemajuan media sosial. Komunikasi jadi lebih mudah dan informasi lebih terbuka," tutup Indra.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau