Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Desain APV Tak Pernah Berubah Signifikan

Kompas.com - 12/10/2014, 10:00 WIB
Febri Ardani Saragih

Penulis

Tangerang, KompasOtomotif – Sejak 10 tahun lalu meluncur di Indonesia, MPV semi bonnet Suzuki APV tak kunjung mendapatkan perubahan signifikan dalam konsep All-New. Terakhir, hanya New Luxury yang mendapatkan sentuhan penyegaran kendati memakan waktu lima tahun sejak varian teratas APV itu lahir pada 2009.

Hadir dengan konsep All Purpose Vehicle “berhidung pesek”, di Indonesia APV mengisi dua segmen sama seperti model Carry. Untuk mobil komersial tersedia pikap Mega Carry sedangkan untuk mobil penumpang ada kendaraan serba guna APV. Selain di Jepang, pusat pengembangan ada di Indonesia sebab APV merupakan satu-satunya produk global Suzuki yang hanya diproduksi di Indonesia dan diekspor ke 84 negara.

Sales Marketing & DND Director Suzuki Indomobil Sales R4 Davy J Tuilan mengatakan, segmen mobil semi bonnet tergerus segmen low MPV yang lebih digemari di Tanah Air, sebab itu penjualan cenderung stagnan. Riset dan pengembangan untuk transformasi total APV memakan biaya besar sekaligus butuh kepastian pasar agar menjamin nilai ekonomi.

“Minimal harus ada volume lima ribu unit per bulan, sekarang APV hanya 1.200-1.300 unit per bulan. Semua sudah tertarik ke low MPV. Saya beri contoh, ada satu produk (rival APV) yang meluncur dengan visibilitas mereka 3.000 unit per bulan, tapi ternyata hasilnya jauh dari pandangan. Itu yang membuat para pemain semi bonnet khawatir,” jelas Davy.

Meski dikatakan terkikis, Davy mengungkapkan segmen MPV semi bonnet tidak akan hilang, sebab permintaan masih terus ada. Paling besar berasal dari sektor bisnis, dengan kapasitas kabin yang luas dan fungsional bisa memenuhi banyak kebutuhan.

Hal ini dijawab dengan pemasaran yang banyak tertuju ke sektor fleet perusahaan. Di sisi lain, New APV Luxury menawarkan hal yang beda, varian ini hadir untuk menjangkau konsumen yang butuh kendaraan fungsional namun dibalut nuansa kemewahan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau