SUZUKA, KOMPAS.com - Meski gagal mewujudkan ambisinya memenangkan F1 Jepang untuk melengkapi prestasi spektakulernya, juara dunia 2011, Sebastian vettel tetap bisa tersenyum. Karena, dengan finis ketiga ia sudah pasti menyandang mahkota juara, karena di seri ke-15 ini cukup membutuhkan satu angka.
Vettel yang kelahiran Heppenheim, Jerman, 3 Juli 1987 ini memang fenomenal F1, setelah Michael Schumacher dengan prestasi hebatnya, tujuh kali juara dunia (dua kali bersama tim Benetton 1994 dan 1995 serta bersama Ferrari 5 kali). Mampukah Vettel, minimal, mengikuti prestasi seniornya itu?
Yang jelas, pebalap Red Bull itu sudah mengawali dengan pemecahan rekor juara dunia F1 termuda 23 tahun 198 hari tahun lalu. Sekarang, Vettel tercatat pebalap kesembilan meraih juara dunia dua kali berturut-turut - setelah di antaranya diukir Schumacher, Mika Hakkinen, Alonso, Ayrton Senna, Ascari dll - tapi ia justru paling muda dengan usia 24 tahun 98 hari.
Tak cuma itu. Vettel juga mematri namanya sebagai pebalap termuda dalam memenangkan F1 di tahun pertama karir. Apakah dengan telah menyandang juara dunia, Vettel lantas tampil santai di sisa balapan?
Masih ada prestasi dan gelar yang dikejarnya. Ia mencoba untuk bisa melampaui rekor kemenangan semusim yang telah diraih rekan senegaranya, Michael Schumacher dengan rekor 11 kali menang (2002) dan 13 (2004).
Sampai seri ke-15, Vettel sudah memenangi 9 seri balapan dan 12 kali menempati posisi start terdepan. Peluang masih terbuka bila ia dapat memenangkan sisa 4 seri balapan. Atau paling dekat 11 kali kemenangan. Untuk rekor juara dunia 7 kali, ada beberapa pengamat meragukan ia bisa menyamakannya.
Tapi, bagaimana pun Vettel tampak sangat puas. "Sulit menemukan kata yang tepat setelah merebut gelar, tapi saya sangat berterima kasih kepada Red Bull yang telah bekerja baik sepanjang tahun," ungkapnya.
Diakuinya, dirinya dan tim memiliki tahun yang fantastis, namun hasil terbaik belum berakhir. "Kami menemukan diri kami dalam posisi yang sangat kuat dan sangat bagus untuk mencapai tujuan. Sekarang, tinggal mengatur diri kita sendiri," jelas Vettel usai lomba.
Vettel juga mengucapkan terima kasih, selain kepada tim dan keluarga, tak lupa juga kepada Tommy Parmakoski. "Dia adalah palatih saya dan telah menghabiskan sebagian besar waktu saya dengannya. Dia juga orang pertama yang menghentikan saya dari berpikir tentang hal-hal tidak dalam kendali kita," tegas Vettel.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.