Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diesel Boxer Mainan Baru Subaru (Bagian 1)

Kompas.com - 21/10/2008, 07:38 WIB

Generasi ke-3
Di lain hal, teknologi “common rail” atau rel bersama, mampu meningkatkan performa mesin diesel menyamai mesin bensin. Baik itu akselerasi maupun kinerja lainnya. Sementara itu teknologinya terus berkembang. Saat ini telah disiapkan generasi ke-4. Mesin dieselpun semakin dicari karena harga bahan bakar semakin mahal.

Awalnya, tidak mudah bagi para insinyur Subaru mengembangkan mesin diesel sesuai dengan identitas yang mereka inginkan. Pasalnya, penentuan ukuran diameter dan langkah mesin diesel tidak bisa diubah begitu saja seperti mesin bensin.

Penyebabnya, mekanisme dan ruang bakar kedua mesin berbeda. Pada mesin diesel, ruang bakar harus lebih kompak. Syarat itu harus dipenuhi karena mesin diesel memanfaatkan kompresi tinggi untuk memicu pembakaran. Di samping itu, bahan bakar langsung disemprotkan ke ruang bakar.

Pada mesin bensin, untuk menaikkan volume mesin, dapat dilakukan dengan memperbesar diameter piston dan silinder. Cara ini tidak dapat diterapkan pada mesin diesel. Pasalnya, kalau dilakukan juga, volume ruang bakar bertambah besar. Parameter ini tentu saja tidak cocok karena kompresi jadi turun.

Untuk mengatasinya, diameter silinder diperkecil dan langkah diperpanjang. Pada mesin diesel konvensional dengan konfigurasi segaris, cara menambah volume seperti yang disebutkan tadi dapat dilakukan dengan mudah. Namun pada mesin diesel boxer, dengan posisi silinder berlawanan mendatar, metode tersebut menyebabkan langkah jadi lebih panjang. Dimensi mesin makin lebar. Akibat selanjutnya, mesin tidak bisa dipasang di ruang mesin untuk mobil yang telah ditentukan.

Dalam mengembangkan mesin diesel Boxer, Subaru melakukan berbagai langkah. Termasuk berdiskusi dengan produsen mesin diesel dan lembaga khusus yang mengembangkan mesin diesel. Kesimpulan yang diperoleh, konfigurasi boxer tidak cocok untuk mesin diesel.
Subaru ngotot kendati para insinyurnya kurang berpengalaman dengan mesin diesel. Mereka ingin mesin diesel yang berbeda dibandingkan jagoan mesin diesel lainnya, seperti Mercedes dan Audi.

Kelemahan dan kelebihan mesin diesel diperhitungan dengan cermat. Daya tarik mesin diesel selain kerjanya yang efisien, torsinya besar. Kelemahan yang sangat mencolok selama ini dibandingkan mesin bensin, suara yang lebih berisik dan getaran keras. Semua itu akibatkan tekanan yang dihasilkan oleh metode pembakaran pada mesin diesel.

Tekanan hasil pembakaran pada mesin diesel mencapai dua kali mesin bensin. Karena itulah, mesin diesel segaris dilengkapi dengan as pengimbang untuk mengurangi suara dan getaran mesin. Kelemahan lain dari mesin diesel adalah bobotnya yang lebih berat dan ukuran lebih besar. Hal ini sengaja dilakukan karena tekanan yang dihasilkan mesin diesel sangat tinggi.

Bobot mesin yang berat mempengaruhi kelincahan mobil bergerak atau bermanuver. Berdasarkan pengalaman Subaru membuat mesin bensin boxer, maka akan diperoleh beberapa keuntungan bila mesin diesel bisa dibuat dengan konfigurasi boxer. Antara lain, getaran bisa dikurangi, titik pusat mesin lebih dan dan mesin jadi lebih kokoh.

Prototipe Pertama
Prototipe mesin diesel boxer pertama berhasil diselesaikan insinyur Subaru pada 2004. Pada November tahun itu, mesin khusus untuk tes diuji pada “test bench” dan dihidupkan. Para insinyur memperhatikan kondisi stasioner yang ternyata stabil. Getaran mesin lebih halus dan tenaga yang dihasilkan lebih besar dibandingkan mesin diesel dengan kapasitas sama. Para insinyur mesin Subaru tersebut merasa yakin bahwa mereka telah sukses melahirkan mesin diesel boxer.

Problem utama yang dihadapi dalam mengembangkan mesin diesel boxer adalah memperkecil diameter dan memperpanjang langkah. Ketentuan itu harus dilaksanakan untuk mendapatkan ruang bakar yang kompak sehingga proses pembakaran berlangsung optimal.

Mesin diesel boxer yang dites pertama kali oleh Subaru berkapasitas 1,3 liter. Setelah itu dikembangkan menjadi 1,7 liter dengan sejumlah perombakan. Termasuk menempatkan injektor di kepala silinder dengan sudut yang telah ditentukan.

Tantangan berikutnya adalah mengembangkan mesin diesel boxer 2,0 liter. Mesin ini dijadikan target karena, 80% mesin diesel yang digunakan di Eropa, berkapasitas 2,0 liter.
Bersambung

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com