JAKARTA, KOMPAS.com - Roller pada Continuously Variable Transmission (CVT) memiliki peran penting dalam menyalurkan tenaga dari mesin ke roda belakang.
Namun, seiring pemakaian, komponen ini bisa mengalami keausan yang berdampak pada performa motor.
Salah satu gejala yang sering terjadi adalah munculnya suara kasar dari area CVT akibat gesekan yang tidak normal.
Jika dibiarkan, keausan roller bisa merusak komponen lain seperti drive face dan boss comp, yang akhirnya meningkatkan biaya perbaikan.
Wahyu Budhi, Training Analyst PT Wahana Makmur Sejati, mengatakan bahwa roller yang sudah peyang atau tidak rata akan mengganggu distribusi tenaga, menyebabkan akselerasi kurang responsif, dan menimbulkan suara kasar.
"Roller yang haus atau peyang menyebabkan gesekan tidak normal, mengganggu distribusi tenaga, dan menimbulkan suara kasar dari CVT. Jika terus digunakan, ini juga bisa memengaruhi komponen lain seperti drive face dan boss comp," kata Wahyu kepada Kompas.com, Minggu (9/2/2025).
Lebih lanjut, Wahyu menjelaskan bahwa tanda-tanda roller CVT yang harus diganti dapat dikenali dari beberapa indikasi, seperti tarikan motor yang terasa berat, suara berisik saat akselerasi, hingga getaran yang lebih kuat dari biasanya.
Jika dibiarkan, kondisi ini tidak hanya mengganggu kenyamanan berkendara, tetapi juga bisa meningkatkan risiko kerusakan pada bagian CVT lainnya.
"Agar performa motor tetap optimal dan CVT tidak cepat rusak, sebaiknya roller dicek secara berkala setiap 4.000 km atau saat melakukan servis rutin," ujar Wahyu.
Selain itu, pemilik motor disarankan untuk menggunakan roller dengan spesifikasi yang sesuai rekomendasi pabrikan.
Roller aftermarket tetap dapat digunakan asalkan bobot dan materialnya sesuai dengan standar, agar tidak mempengaruhi performa mesin dan daya tahan komponen CVT secara keseluruhan.
https://otomotif.kompas.com/read/2025/02/10/110200415/tanda-roller-cvt-harus-diganti-segera