Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Proyeksi Pertumbuhan Mobil Listrik di Indonesia hingga 2025

JAKARTA, KOMPAS.com - Aion Indonesia yakin pasar mobil listrik alias battery electric vehicle (BEV) akan terus tumbuh di Indonesia.

Dikutip dari data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), pada 2024, penjualan mobil secara nasional mencapai 865.723 unit.

Dari jumlah tersebut, mobil listrik berhasil terjual sebanyak 43.188 unit, atau meraih pangsa pasar 5 persen.

Penjualan mobil listrik pada 2024 mengalami lonjakan signifikan dibandingkan 2023, di mana pangsa pasar BEV masih sebesar 1,7 persen atau sebanyak 17.051 unit dari total penjualan 1.005.802 unit.

Chief Executive Officer (CEO) Aion Indonesia, Andry Ciu, mengatakan bahwa jika pengalaman berkendara dengan mobil listrik semakin baik, bukan tidak mungkin pada 2025 penjualan mobil listrik bisa mencapai 8 persen dari pangsa pasar.

"Market mobil EV terus naik, tahun lalu mencapai 5 persen sedangkan tahun ini diprediksi bisa 7-8 persen," ujar Andry yang ditemui di Yogyakarta, belum lama ini.

Untuk diketahui, Gaikindo telah merumuskan target penjualan mobil tahun 2025 setidaknya 900.000 unit.

Artinya, jika Andry mengatakan pasar mobil listrik bisa meningkat hingga 8 persen maka di atas kertas pasar mobil listrik bisa membengkak menjadi 72.000 unit.

"Kalau umpamanya berita positif terus berlanjut, karena saat ini orang mulai suka pakai EV karena hemat, itu sebetulnya mereka sudah bisa adaptasi mobil bisa mengecas di rumah, lama-lama penyukanya makin banyak dari 7-8 persen bisa terlampaui, apalagi merek baru masuk terus," katanya.

Namun demikian, Andry tidak mau merinci berapa target penjualan Aion Indonesia atau berapa target pangsa pasar yang ingin diraih di tengah meningkatnya pertumbuhan mobil listrik di Indonesia. "Yang pasti kami akan jadi pemain besar," katanya.

Andry menambahkan, kehadiran merek-merek baru memang menjadi tantangan, tetapi pihaknya justru melihat hal tersebut sebagai peluang untuk membuka pasar yang lebih luas.

Andry percaya diri bahwa merek Aion dapat diterima dengan baik oleh masyarakat Indonesia.

Aion mampu bertahan dan berkembang di tengah dinamika industri mobil listrik, baik di pasar domestik China maupun di kancah global.

"Pertama, sebelumnya merek mobil listrik di China ada ratusan, sekarang ini tinggal tersisa 40 merek. Kenapa bisa begitu? Sebab, banyak merek otomotif itu start-up (perusahaan rintisan)," kata Andry.

"Kami terutama Indomobil membawa merek China ke Indonesia tentu harus memilih yang sustainability (keberlanjutannya) bagus. Kenapa pilih Aion? Pertama, pada akhir 2023 (Aion masuk Indonesia 2024), Aion ada di posisi ketiga, pertama BYD, Tesla, dan Aion," katanya.

https://otomotif.kompas.com/read/2025/02/10/102200915/proyeksi-pertumbuhan-mobil-listrik-di-indonesia-hingga-2025

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke