KLATEN, KOMPAS.com - Produk pelumas mesin untuk mobil tersedia di pasaran dengan banyak pilihan merek dan spesifikasi. Konsumen bisa memilih sesuai dengan kebutuhan mobil yang digunakan agar performanya optimal.
Setiap produsen pelumas menyediakan pilihan, mulai dari peruntukannya, level viskositas, dan level kualitas performanya.
Jangan sampai salah dalam memilih oli mobil, karena dampaknya justru bisa membuat performanya menurun dan boros BBM.
Aji, Foreman Aha Motor Yogyakarta, mengatakan, pemilihan oli mesin yang terlalu kental dari anjuran akan memperberat kerja mesin, karena gaya gesek tidak bisa dikurangi dengan optimal.
“Akselerasi bisa menjadi lemot karena beban putaran mesin menjadi semakin berat, ujung-ujungnya BBM jadi lebih boros,” ucap Aji kepada Kompas.com, belum lama ini.
Aji memberikan contoh, pada mobil yang direkomendasikan boleh menggunakan oli encer dengan spesifikasi SAE 0W-20, tapi konsumen justru pakai oli SAE 10W-40.
“Maka kemampuan mesin yang seharusnya bisa berputar ringan, akselerasi enteng tapi karena pakai oli terlalu kental maka jadi tak efisien,” ucap Aji.
Technical Specialist PT Pertamina Lubricants (PTPL) Brahma Putra Mahayana mengatakan, semakin encer oli mesin yang digunakan pada suatu mobil, memang bisa meningkatkan efisiensi konsumsi BBM, tapi tetap harus melihat batasannya.
“Secara umum, oli yang lebih encer maka putaran mesin akan menjadi lebih ringan, hal ini ada kaitannya dengan konsumsi BBM, maka dari itu pabrikan berlomba-lomba memproduksi mobil yang bisa menggunakan oli encer,” ucap Brahma kepada Kompas.com, belum lama ini.
Kendati oli encer bisa menghemat konsumsi BBM, menurut Brahma, pengguna mobil tidak boleh serta merta menggunakan oli mesin lebih encer, tetap perlu memperhatikan batasannya.
“Di dalam buku panduan kepemilikan, sudah ditentukan oli yang bisa digunakan pada suatu mobil, berupa rentang kekentalan oli yang boleh digunakan, pabrikan selalu menyarankan oli yang paling encer dalam rentang tersebut,” ucap Brahma.
Brahma mengatakan, bila dalam buku tercantum rentang paling encer adalah SAE 5W-30, maka tidak diperkenankan menggunakan oli mesin dengan kekentalan yang lebih encer.
“Meski di pasaran ada oli dengan SAE 0W-20, oli yang sebaiknya digunakan tetap mengacu pada batasannya di buku pedoman servis, biasanya mobil-mobil produksi tahun muda saja yang bisa pakai oli encer,” ucap Brahma.
Bila terlalu encer, menurut Brahma, komponen menjadi rentan mengalami keausan karena ketebalan film olinya tidak sesuai perkiraan dengan besarnya celah antar komponen.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/11/09/100200515/jangan-salah-pilih-pelumas-malah-bikin-mobil-boros-bbm-dan-rusak