JAKARTA, KOMPAS.com - BAIC resmi memulai debut di Indonesia pada Juli 2024 lalu, tepatnya pada ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024. Produsen otomotif asal China itu membawa dua model Sport Utility Vehicle (SUV) andalannya yakni BJ-40 Plus dan X55 II.
Hadirnya produk tersebut sekaligus menjadi tanda bahwa BAIC siap bersaing dengan merek otomotif China lainnya yang telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir.
Dhani Yahya, Chief Operating Officer BAIC Indonesia mengatakan, kehadiran dua SUV berbahan bakar bensin tersebut menjadi strategi untuk BAIC bersaing di pasar otomotif nasional.
“Kita seolah-olah melihat ke dunia otomotif, bahwa zaman dulu mobil itu kalau jualan ya Internal Combustion Engine (ICE) terlebih dulu. Jadi seolah-olah merek mobil itu masuk dulu ke ICE, baru setelah itu masing-masing punya untuk promosi penjualan dengan cara yang unik,” ucap Dhani, kepada Kompas.com, di Jakarta Pusat, Senin (23/9/2024).
Salah satu produk yang diluncurkan oleh BAIC adalah BJ40 Plus. Mobil ini dijadikan senjata awal penetrasi di Indonesia. BAIC ingin memasuki segmen offraoad alias SUV bergaya boxy yang selama ini tidak banyak pemainnya.
“Untuk yang BJ40 ini, kita lihat dengan desain boxy, di pasar sekarang itu yang paling bawah adalah Suzuki Jimny, setelah itu (Jeep) Wrangler, kemudian (Land Rover) Defender dan (Mercedes-Benz) G-Class. Tidak ada yang berada di antaranya (Jimny dan Wrangler),” kata Dhani.
Secara harga BJ-40 Plus berada di atas Jimny 5-pintu tapi di bawah merek lain yaitu Jeep, Land Rover dan Mercy G-Class. Keunggulannya, dengan harga yang bersaing dimensinya tetap besar setara Wrangler.
Sebagai perbandingan, harga Jimny 5-pintu saat ini tertinggi Rp 478,6 juta. Adapun BAIC BJ40 Rp 793 Juta. Harga BAIC BJ40 Plus bisa jadi hanya setengah dari Jeep Wrangler di Indonesia, di mana varian paling terjangkau yaitu Sahara 4-Door Unlimited saat ini dipatok mulai dari Rp 1,73- Rp 1,835 miliar.
Adapun di kelas SUV boxy premium, Land Rover Defender sudah menyentuh angka Rp 2,606 miliar hingga Rp 3,95 miliar. Sedangkan Mercedes Benz G-Class 2024 bisa tembus Rp 6,58 miliar.
“Kita bukan menggantungkan ke Mercedes-Benz. Tapi ini menjadi salah satu poin, karena BAIC punya entitas tunggal saham terbesar di Mercedes-Benz 9,98 persen. Istilahnya kayak (BAIC) ini keturunan siapa? Seperti kita tahu Mercedes Benz salah satu ‘embah-nya otomotif. Itu yang kita komunikasikan dan jadi strategi kita,” kata Dhani.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/09/24/134100715/strategi-baic-bersaing-di-pasar-otomotif-indonesia