Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Siasat Karoseri Truk Hadapi Gempuran Truk Impor China

JAKARTA, KOMPAS.com - Gempuran truk impor China kian menggeliat di pertambangan Indonesia. Hal ini jadi pesaing bisnis bagi ATPM yang sudah ada lebih dahulu di Tanah Air, begitu juga industri karoseri truk. 

Truk impor China punya harga yang lebih miring dan kapasitas yang lebih lebih besar sehingga lebih dipilih oleh para pengusaha tambang.

Selain itu, truk China yang datang itu wujudnya sudah lengkap dengan bodi atau bak, sehingga tidak perlu jasa karoseri lagi.  

Sales and Marketing Department Head PT Metalindo Teknik Utama (MTU Karoseri), Hendro Wijaya mengatakan, untuk tetap bertahan, pihaknya tetap memastikan ketersediaan kapasitas produksi dan ketepatan waktu. 

"Kiblatnya sendiri saat ini sudah indutri China, kalau kita tidak mengimbangkan kecepatan maka akan ketinggalan. Karenan secara harga kita tidak lebih murah dari China. Jadi yang bisa kita jual saat ini yakni lead time, servis, jadi lebih ke situ," kata Hendro akhir pekan lalu.

Hendro menjelaskan, kelemahan dari truk China adalah ketika ada masalah pada bodi builder. Sebab, truk China ini tidak memberikan fasilitas dukungan hal ini.

Maka dari itu apabila ada kerusakan tidak ada fasilitas yang bisa mampu untuk memperbaiki. Akibatnya, kalau sudah rusak, truk China ini akan mudah dibuang lantaran harganya murah.

"Truk China juga menawarkan finaching atau kemudahan pembayaran. Kini tanpa DP juga bisa dapat truk. Baik itu ATPM atau karoseri pastinya mengahadapi ini jadi suatu tantangan, tapi kita harus bertahan dan saling dukung," kata Hendro.

Hendro juga mengatakan, kalau dibanding dengan tahun lalu, penurunan produksi karoseri truk bisa 50 persen. Selain itu penurunan produksi karoseri ini juga didukung oleh kondisi situasi politik yang tidak menentu.

https://otomotif.kompas.com/read/2024/09/17/174100915/siasat-karoseri-truk-hadapi-gempuran-truk-impor-china

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke