JAKARTA, KOMPAS.com - Tren mobil retro tahun '80-an dan '90-an kembali menggeliat kurun waktu beberapa tahun belakangan. Sedan dan hatchback yang sudah berumur lebih dari 30 tahun kini jadi incaran anak muda.
Mamang Mawardi, pemilik bengkel spesialis Toyota Starlet yaitu Depok Auto Care, mengatakan, ada satu hal yang perlu dicek kondisinya jika berniat membeli mobil tahun tua.
“Sebelum beli mobil tua, karena mobil tua terlepas dari umur ada sejarah yang cukup panjang jadi yang utama ialah sasis,” ujar Mamang kepada Kompas.com, di Depok, Jawa Barat, Selasa (27/8/2024).
“Sebab mobil-mobil kita itu mayoritas ialah monokok artinya sasis dan bodi jadi satu. Kalau mobil pernah mengalami tabrakan, dan posisi kaki-kaki berubah mobil tidak akan bisa sempurna meski sudah dibetulkan,” kata Mamang.
“Itu salah satu kelemahan bodi monokok,” ujarnya.
Kemudian yang kedua ialah perintilan atau aksesoris mobil. Tak sedikit yang “kecele” beli mobil tua harga murah tapi ternyata konponennya mahal sehingga mobil jadi terbengkalai saat mau restorasi.
“Namanya mobil tua sudah banyak yang hilang atau jelek. Masalahnya barang-barang ini sudah tidak dijual lagi, pemilik mesti mencari atau pakai barang copotan,” katanya.
“Perintilan ini penting karena bisa jadi lebih mahal dari mobilnya sendiri apalagi kalau kita main JDM (Japan Domestic Market),” ujarnya.
Mamang mengatakan, adapun soal mesin sebetulnya tidak perlu takut. Saat ini banyak bengkel yang paham mengenai mesin. Pmilik hanya dituntut untuk lebih perhatian pada mobilnya.
"Kalau servis pada dasarnya tidak terlalu sulit. Sebab mobil tua (Jepang tahun '80-an sampai '90-an) pada dasarnya punya durabilitas mesin yang baik, tahan,” katanya.
"Mobil tidak rewel selama kita tahu item apa yang mesti kita perhatikan. Masalah mobil tua itu temperatur, itu dicari masalahnya. Bisa dari radiator, kompresi bocor atau sirkulasi lain,” kata Mamang.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/08/28/102200515/mau-ikut-tren-simak-tips-beli-mobil-tahun-90-an