JAKARTA, KOMPAS.com – Berbeda dari motor dengan transmisi manual, motor matik seperti skutik tidak dianjurkan untuk digeber-geber dalam kondisi statis.
Bila hal tersebut terus dilakukan, setidaknya ada dua komponen yang berpotensi rusak, yaitu mesin dan CVT.
Endro Sutarno, People & Technical Development SiTEPAT mengatakan, mesin motor matik berpotensi macet bila sering digeber dalam posisi standar tengah.
“Karena kondisi sepeda motor tanpa beban, sehingga bisa merusak komponen terkait, seperti piston, klep, bahkan crankshaft,” ujar Endro, kepada Kompas.com belum lama ini.
Endro juga mengatakan, bila pengguna sering melakukan hal tersebut, bukan tak mungkin motor berisiko turun mesin.
“Iya kalau klep bengkok, terhantam piston. Bahkan connecting rod (batang piston) bisa patah,” kata dia.
Meski begitu, menggeber motor matik aman dilakukan ketika motor sedang berjalan. Bahkan ketika perjalanan jauh yang konstan dengan putaran mesin tinggi.
“Karena pada saat touring cara gebernya beraturan, dan tenaga mesin langsung disalurkan ke roda dan ada beban,” ucap Endro.
“Sebenarnya digeber saat motor posisi standar tengah itu enggak masalah, asal gebernya beraturan, tidak seperti itu,” ujarnya.
Sementara itu, memutar gas sembari mengerem dapat merusak komponen CVT. Apalagi hal ini dilakukan berulang dalam kondisi lalu lintas yang macet.
“Apabila motor matik digeber-geber saat kondisi macet, komponen CVT dapat bermasalah. Biasanya motor akan ada jeda saat akselerasi dan muncul getaran berlebih,” kata dia.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/05/12/134100015/mitos-atau-fakta-geber-geber-motor-matik-bisa-bikin-cepat-rusak-