Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cerita Icha, Perempuan yang Naik Motor Listrik dari Bandung ke Bali

JAKARTA, KOMPAS.com - SMEV menguji ketahanan dari dua motor listriknya dalam perjalanan dari Bandung ke Denpasar. Salah satu pesertanya adalah perempuan bernama Annisa Zahra Pratiwi atau akrab disapa Icha menceritakan pengalaman seru saat perjalanan tersebut.

Sebelumnya, Icha memang hobi naik motor, terutama adventure pakai motor trail. Sehari-harinya, Icha jadi karyawan di perusahaan swasta, bahkan saat perjalanan tujuh hari dari Bandung ke Denpasar, dia mengambil cuti.

Pertemuan Icha dengan tim dari SMEV juga sebenarnya tidak disengaja. Saat itu Icha sedang persiapan untuk ikut balap reli di Eiger Bandung, di sana lah mereka bertemu karena SMEV sedang mempersiapkan peluncuran motornya.

"Di situ kita ngobrol, ditawari kalau nanti sudah meluncur motornya, mau buat program, tes motor dan mengenalkan motornya, mau ikut atau enggak? Yang jelas aku antusiasi banget ketika diajak, jadi aku iyakan dan ternyata kejadian juga," ucapnya kepada Kompas.com, Jumat (23/2/2024).

Icha menceritakan perjalanannya selama tujuh hari dari Bandung ke Denpasar pakai SMEV EM-T, yang modelnya seperti motor trail.

Perjalanan dimulai dari Eiger Bandung ke Cilacap, lalu ke Yogyakarta, Bromo, Malang, Situbondo, Banyuwangi, baru ke Denpasar.

Selama perjalanan, Icha bilang tidak ada kendala yang berarti buat motornya, sudah sangat mumpuni. Bahkan yang jadi ujian adalah para pengendara yang istirahat karena perjalanan yang cukup jauh, sampai 1.250 Km.

"Perjalanan oke, fisik oke untungnya, malah motornya yang lebih oke. Motornya memang mampu, sepanjang perjalanan tuh enggak ada kendala, paling lebih ke pada capek, fisik manusia," kata Icha.

Icha bilang, EM-T yang dia kendarai bisa melaju sejauh 100 Km sampai 120 Km sekali cas. Mengisi baterainya pun relatif cepat, tiga jam saja.

"Jadi pas sampai, pas baterai habis, pas titik-titiknya. Sempat ngecas masuk ke perkampungan, ada tukang siomay, kita tumpang ngecas di situ dan bisa, se-random itu," kata Icha.

Ternyata motor listrik bisa dicas di mana saja kata Icha yang agak kaget. Jadi selama perjalanan itu tidak ada kendala buat motornya, paling tadi karena kelelahan, membuat Icha sempat menjatuhkan motornya.

"Cuma aku sempat ngejatuhin motor sekali, pakai EM-T. Jadi di siang bolong, capek, bengong pas berhenti tunggu kumpul. Lupa motor enggak distandarin, bengong-bengong jatuh, tapi ternyata enggak apa-apa sih motornya," ucap Icha.

Selama perjalanan, Icha mengalami pengalaman unik saat melaju dari Yogyakarta ke Bromo. Kebetulan masih berkendara di malam hari dan lewat jalanan yang tidak ada lampu penerangan jalan dan sedang hujan gerimis.

"Kebetulan aku pakai kacamata, jadi agak terganggu. Kedua kayak ada kesan mistisnya aja, kebetulan lokasinya, terus ditambah para senior bercerita soal lokasinya, itu sih yang terberat medannya," kata Icha.

Sempat di tengah jalan Icha memimpin rombongan yang terdiri dari empat motor, dua EM-T dan dua EM-1. Lama-lama saat di depan, enggak kelihatan lagi lampu di belakang, ternyata tidak ada orang.

"Aku putar balik, aku cari yang di belakang, aku mendingan putar balik. Ketemu, cuma emang mereka pelan-pelan aja karena cari warung," kata Icha.

Kemudian saat sampai Bali, Icha menyepatkan diri buat keliling sendiri. Dia juga coba merasakan angkat baterai sendiri, pasang, sampai mengecek kondisinya dan ternyata menyenangkan juga.

"Menyenangkan, ternyata tuh enak, hampir sama dengan matik, tinggal gas, enggak ada suaranya, terus lebih keren sih. Kita kan sebagai cewek mikirin fashion, itu eye-catching banget sih," kata Icha.

Selama di Bali, setidaknya ada satu orang-dua orang yang tanya motor apa ini. Icha juga persiapan sebelum jalan, belajar tentang motornya biar bisa bantu jawab saat ada yang tanya di tengah jalan.

Perjalanan jauh ini sebenarnya membuktikan kekhawatiran orang akan motor listrik buat dipakai jalan jauh. Selama mumpuni baterainya dan jarak tempuhnya, tidak perlu khawatir juga cari tempat buat mengecas.

"Yang ditakutin orang-orang kan ngecas di mana. Antisipasinya kan kita lihat itu baterai tinggal berapa, oke menurut kita save 20 persen atau 15 persen, langsung cari saja tempat cas terdekat," kata Icha.

https://otomotif.kompas.com/read/2024/02/24/144100015/cerita-icha-perempuan-yang-naik-motor-listrik-dari-bandung-ke-bali

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke