JAKARTA, KOMPAS.com – TVS Ronin yang meluncur pada 2023 jadi pilihan menarik buat motor sport di harga Rp 30 jutaan. Walaupun secara harga bersinggungan langsung dengan Yamaha XSR 155 dan Kawasaki W175, motor sport naked ini menawarkan sejumlah kelebihan.
Dari desain, motor ini hadir dengan tampilan bergaya retro modern. Ronin juga tampak gagah dengan posisi duduk yang santai ala motor cruiser.
Sekilas Ronin bagai motor custom yang dibuat pabrikan, sebab desain sepatbor belakang dan depan tampak begitu simpel.
Satu hal yang menarik, bodi-bodi Ronin kebanyakan terbuat dari bahan pelat besi, tak seperti motor zaman sekarang yang mayoritas dari plastik.
Dari fitur keamanan, Ronin memiliki fitur rem ABS Dual Channel khususnya pada varian TD. Selain itu, rem ABS-nya juga punya pilihan mode Urban dan Rain, yang dibedakan dari sensitivitas remnya.
Fitur ini berguna ketika dipakai pada kondisi hujan, agar traksi ban lebih maksimal saat melaju di jalan basah, tujuannya agar roda tidak terkunci.
Beralih ke instrument cluster digital bulat yang ada di atas setang. Secara tampilan, tingkat kecerahannya sudah cukup baik dan posisinya mudah dilihat.
Informasinya juga terbilang lengkap, ada takometer, penunjuk kecepatan, penunjuk BBM, jam digital, dan posisi gigi. Lalu ada informasi trip, durasi perjalanan, dan kecepatan rata-rata, serta Distance to Empty atau range BBM.
Termasuk konektivitas ke smartphone yang bisa menampilkan notifikasi, perintah suara, dan fitur navigasi.
Adapun pada mesinnya, Ronin mengusung dapur pacu yang terbilang sederhana, yaitu 225 cc SOHC 4 klep tanpa radiator, tapi telah mengusung oil cooler. Tenaganya mencapai 20 Tk pada 7.750 rpm dan torsi 19,93 Nm pada 3.750 rpm.
Di mesin tersebut ada teknologi Assist & Slipper Clucth, lalu Glide Through Technology (GTT). Fitur GTT memungkinkan mesin melaju dengan merayap saat berada di posisi gigi rendah, tanpa gejala mau mati.
Jadi pengendara tinggal melepas kopling secara perlahan, tanpa perlu memainkan putaran gas. Menurut kami hal ini bisa terjadi lantaran torsi maksimal motor yang sudah bisa diraih sejak putaran mesin rendah.
Tapi kekurangannya memang ada di bobot kendaraan, cukup berat buat motor harian. Alhasil pengendalian motor ini memang butuh pembiasaan. Terutama bagi yang baru berpindah dari skutik ke motor sport.
Meskipun modelnya tergolong besar, mesin Ronin asyik buat berkendara harian. Posisi duduknya terbilang santai dan joknya empuk.
Buat pengendara dengan tinggi 163 Cm, ketinggian jok Ronin masih bisa ditolerir. Saat pengendara coba duduk di belakang pun, posisinya masih terbilang nyaman.
Lalu soal getaran, rupanya masih terasa di Ronin. Tapi saat putaran mesin tinggi saja, sementara ketika berjalan pelan terbilang halus.
Walaupun ketika dipakai harian, sebetulnya pengendara bakal jarang merasakan getaran. Sebab bakal jarang sampai rpm tinggi, lantaran baru putaran 4.000-5.000 rpm sudah pindah gigi.
Lantas bagaimana soal konsumsi BBM? Berdasarkan pengetesan redaksi Kompas.com ketika dipakai di rute dalam kota yang macet dan lengang, sanggup menghasilkan 35,8 Km per liter.
Artinya, dengan tangki BBM berkapasitas 14 liter, secara matematis Ronin sanggup melaju hingga 501,2 Km saat full tank.
Sebagai informasi, motor kami isi dengan BBM RON 92 dan penghitungan konsumsi BBM dengan metode full to full.
Kemudian, sebagai salah satu motor yang tergolong baru, TVS Ronin menawarkan biaya kepemilikan yang cukup bersahabat untuk sebuah motor sport.
Dimulai dengan pajak kendaraan bermotor (PKB) sebesar Rp 406.000 dan SWDKLLJ sekitar Rp 35.000, artinya pengeluaran pajak per tahun menghabiskan Rp 441.000.
Kemudian dengan hasil tes konsumsi BBM 35,8 Km per liter dan tangki BBM berkapasitas 14 liter. Maka biaya BBM dalam sekali pengisian sampai penuh, dengan harga Pertamax Rp Rp 12.950 per liter (Januari 2024), menghabiskan sekitar Rp 181.300.
Andai motor dipakai setiap hari selama 365 hari, dengan jarak tempuh kurang lebih 50 Km per hari, maka dalam satu kali pengisian full tank bisa dipakai buat 10 hari. Artinya, biaya BBM selama setahun berkisar Rp 6.617.450.
Lalu untuk biaya servis, selama satu tahun pertama, Ronin setidaknya melakukan tiga kali peratawan berkala, dengan interval servis tiap 6.000 Km.
Di 1000 Km pertama, konsumen dapat fasilitas gratis jasa servis, oli mesin, dan filter oli. Kemudian pada 6.000 Km, jasa servis masih gratis, tapi untuk oli mesin dan filter oli sudah berbayar masing-masing Rp 125.000 dan Rp 10.000.
Kemudian pada interval 12.000 Km, jasa servis juga masih gratis, dan biaya oli mesin dan filter oli masing-masing Rp 125.000 dan Rp 10.000.
Apabila dijumlah, maka ongkos servis dan spare part yang wajib dikeluarkan konsumen sekitar Rp 270.000 selama setahun pertama.
Sedangkan buat penggantian spare part fast moving lainnya, tentunya bergantung dari pemakaian konsumen.
Secara total, dengan biaya pajak Rp 441.000, biaya Rp 6.617.450, dan biaya servis 270.000, artinya biaya kepemilikan TVS Ronin menghabiskan Rp 7.328.450 selama setahun pertama.
Adapun untuk biaya kepemilikan per bulan yang harus ditanggung konsumen Rp 610.704.
Perlu diingat, hitung-hitungan kasar yang redaksi himpun ini mungkin tidak mutlak bagi seluruh konsumen. Namun, bisa jadi patokan kisaran biaya pengeluaran saat memiliki TVS Ronin.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/01/29/102200215/tes-lengkap-tvs-ronin-dari-performa-sampai-biaya-kepemilikan