Bukan Mobil Listrik, Ini Aset Blue Bird yang Paling Banyak Tekan Emisi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan taksi Blue Bird terus berupaya menekan emisi karbon yang dihasilkan. Sepanjang 2023 Blue Bird berhasil menekan kurang lebih 27.000 ton emisi karbon.

Menariknya dari jumlah tersebut, pengurangan emisi karbon atau CO2 paling banyak ternyata bukan disumbang dari mobil listrik melainkan taksi yang memakai bahan bakar compressed natural gas (CNG) atau teknologi flexy fuel.

Seperti diketahui Bluebird sudah mengoperasikan berbagai mobil listrik sejak 2019 namun jumlahnya masih terbilang kecil yaitu sekitar 200 unit, sedangkan saat ini mobil yang dipasangi kit konvesi CNG mencapai 3.200 unit.

Andrew Aristianto, Chief Strategy Officer PT Bluebird Tbk, mengatakan, Blue Bird merupakan perusahaan konsisten terhadap pengurangan emisi, dan perusahan pertama yang memakai mobil listrik sebagai taksi pada 2019.

"Sekarang kita lihat EV sudah banyak digunakan untuk transportasi, bukan hanya di mobil penumpang tapi juga bus. Tapi kami yang pertama pakai mobil listrik," kata Andrew di Jakarta, Kamis (25/1/2024).

"Tapi jika bicara mengenai pengurangan karbon tidak diawali oleh penggunaan EV, sebetulnya sebelum itu kami sudah melakukan inisiatif penggunaan CNG pada armada kami. CNG ini efektif mengurangi karbon sampai 40 persen dibandingkan pada saat kendaraan dioperasikan bahan bakar fosil," katanya.

Berdasarkan data, terdapat perbedaan yang signifikan antara penekanan emisi yang dihasilkan mobil listrik dan mobil CNG.

Sepanjang 2023, penggunaan 200 unit mobil listrik Blue Bird "hanya" mengurangi 2.600 ton emisi karbon, sedangkan 3.200 unit mobil yang dipasang kit CNG mengurangi hingga 24.800 ton emisi karbon.

Andrew mengatakan, saat ini unit mobil CNG dipakai di model Toyota Avanza Transmover. Sedangkan mobil listrik yang dipunyai Blue Bird beragam, ada Tesla S 75 D, BYD e6, dan Hyundai Ioniq 5.

Selain unit mobil untuk taksi dan rental, pengurangan emisi karbon juga didapat dari penggunaan panel surya. Di mana penggunaan panel surya mampu menekan hingga 48,3 ton emisi karbon.