JAKARTA, KOMPAS.com - Selama momen liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) di akhir Desember 2023, pelancong yang melakukan perjalanan rekreasi mungkin akan bertemu dengan jalan tidak rata, memliki kontur tanjakan dan turunan.
Bagi pengendara yang sudah berpengalaman dan paham teknik, kondisi jalan semacam ini mungkin tidak terlalu menyulitkan, namun situasi serupa tidak berlaku bagi pemula.
Satu hal yang sering membuat bingung saat menghadapi turunan adalah cara menghambat laju mobil. Mana langkah yang paling bijak, menahan dengan rem atau menggunakan engine brake?
Juni Siswanto, Technical Leader Auto2000 Ahmad Yani menjelaskan, opsi paling bijak saat menghadapi turunan adalah menggunakan engine brake saja, dan hanya memakai rem seperlunya.
“Utamanya engine brake, terus pakai remnya dipijit (diinjak pelan-pelan) saja, jangan sampai nggelayut (diinjak penuh),” ucapnya kepada Kompas.com, Selasa (26/12/2023).
Dua alasan mengapa engine brake jauh lebih disarankan adalah karena lebih aman bagi pengendara dan mencegah resiko kerusakan pada komponen mobil.
Berbeda dengan rem yang menahan laju mobil dari putaran roda saja, engine brake akan menahan dengan cara membatasi rotasi putaran mesin (RPM) menjadi lebih rendah.
“Kalau pakai engine brake, yang ditahan itu laju porosnya lewat driveshaft. Ini aman-aman saja, soalnya driveshaft itu kuat,” kata Juni.
Bagi pengguna mobil transmisi manual, cara memakai engine brake sangat mudah. Cukup injak kopling dan oper transmisi ke gigi terkecil tergantung kemiringan jalan, bisa di angka satu atau dua.
Khusus pengguna mobil transmisi matik, fitur engine brake juga masih bisa dinikmati. Cukup oper tuas transmisi ke D1 atau D2 sesuai kebutuhan.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/12/27/071200615/tips-aman-mobil-lewat-turunan-curam-sebaiknya-pakai-engine-brake