JAKARTA, KOMPAS.com - Formula 1 (F1) bersama FIA dan Extreme H mulai mempelajari dan eksplorasi potensi mesin hidrogen untuk digunakan di ajang balap internasional. Ketiganya, membentuk divisi khusus bernama Hydrogen Working Group.
Dilansir Carscoops, Sabtu (9/12/2023), pengumuman ini tidak lantas membuat F1 akan menjad seri balap roda empat bertenaga hidrogen.
Tetapi, mereka sedang menjajaki potensi apakah teknologi ramah lingkungan terkait bisa diterapkan atau tidak.
"Kami melakukannya dengan pikiran terbuka terhadap semua solusi dengan merangkul rekayasa lintas fungsi," kata Kepala Teknisi F1 Pat Symonds.
Eksplorasi teknologi hidrogen ini dilakukan dengan bantuan dari pihak seri balap Extreme H yang dijalankan Alejandro Agag. Di mana, ajang offroad listrik yang sudah mereka jalankan bakal melakukan transisi ke tenaga hidrogen baru di 2025 mendatang.
"Saat ini mereka bertaruh pada bahan bakar sintetis dan itu tidak masalah. Tetapi hidrogen akan menjadi salah satu teknologi masa depan, yang merupakan bagian dari persamaan ini. Jadi mengapa kita tidak mengawasinya?" ujar Agag.
Adapun F1 saat ini tengah meningkatkan penggunaan bahan bakar sintetis pada mobil balapnya.
Mereka bekerja sama dengan produsen seperti Porsche, yang percaya bahwa teknologi tersebut akan memungkinkan mesin pembakaran internal yang lebih ramah lingkungan.
Diketahui, hidrogen memiliki emisi yang lebih sedikit dibanding mesin tradisional, namun pembuatannya memerlukan banyak energi dan dapat menghasilkan polusi jika permintaannya meningkat drastis.
Oleh karena itu, para peneliti menyarankan agar energi tersebut lebih baik digunakan pada industri yang tidak mudah dialiri listrik seperti angkutan truk jarak jauh, pelayaran, dan aeronautika, daripada kendaraan penumpang.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/12/10/112100315/formula-1-lirik-teknologi-hidrogen-untuk-ajang-balap