JAKARTA, KOMPAS.com - Sporting Director Ducati Corse, Paolo Ciabatti kesal kemenangan Francesco Bagnaia di MotoGP Mandalika 2023 dianggap pada kesimpulan kalau Ducati tidak ingin tim satelit Pramac Racing juara.
Padahal di GP Indonesia Jorge Martin terjatuh saat sudah memimpin balapan dengan jarak 3 detikan. Di sisi lain, Pecco Bagnaia yang start dari posisi ke-13 terus menyodok dan akhirnya jadi juara pertama.
"Hal ini membuatku kesal, karena mereka tahu bahwa tim pabrikan dan Pramac memiliki motor yang sama. Di Pramac itu ada tujuh teknisi dari Ducati, motor Pecco dan Martin juga mendapat ubahan baru yang sama yaitu winglet di garpu depan," ujar Ciabatti dilansir dari GPOne, Rabu (18/10/2023).
Ciabatti kesal kalau Ducati disebut tidak ingin Martin menang atau bisa meraih gelar tahun ini, maka kata Ciabatti tidak mungkin pebalap asal Spanyol tersebut diberikan motor dengan spek tertinggi.
"Jika Ducati tidak ingin Martin berjuang untuk gelar Juara Dunia maka kami tidak akan memberikan opsi yang sama yang dimiliki Bagnaia," katanya.
"Jika publik berpikir bahwa Ducati ingin Martin tidak bisa berjuang meraih gelar maka itu tidak adil, sebab saat ini kami punya empat pebalap di bawah kontrak, yaitu (Bagnaia, Enea Bastianini, Johann Zarco, Martin) yang dibayar untuk menang," katanya.
Ciabatti mengatakan, publik memang mengharapkan bahwa pebalap tim pabrikan yang lebih baik menang dan merebut gelar juara dunia. Tapi bukan berarti tim satelit tidak diberikan kesempatan yang sama.
"Saya tahu banyak orang yang berharap 'tim merah' untuk menang, sebab berhubungan dengan tanggung jawab sponsor. Tapi saya ulangi, jika ada anggapan Pramac tidak bisa menang, tak mungkin kami memberikan motor yang sama seperti pabrikan," katanya.
"Kami menaruh Martin dan Bagnaia di kondisi yang sama," ujar Ciabatti.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/10/18/084200015/bos-ducati-jengkel-pramac-racing-disebut-tidak-boleh-menang