JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah saat ini tengah melakukan berbagai cara untuk menggenjot peralihan kendaraan konvensional ke listrik, salah satunya adalah dengan memberikan insentif pembelian kendaraan listrik baru dan konversi.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, ke depan pemerintah tidak hanya mendorong percepatan peralihan ke kendaraan listrik dengan memberikan insentif, tapi juga membatasi peredaran mobil berbahan bakar minyak (BBM).
“Kita secara bertahap akan mulai mempersulit ya, (dalam) tanda kutip, mobil-mobil kombusi sehingga dengan demikian Jakarta kualitas udaranya lebih baik,” ucap Luhut, beberapa waktu lalu.
Menanggapi hal ini, PT Toyota Astra Motor (TAM) sebagai APM Toyota di Indonesia mengaku bakal terus mendukung setiap keputusan pemerintah.
Anton Jimmi Suwandy, Marketing Director PT Toyota Astra Motor (TAM) mengatakan, pihaknya melihat populasi kendaraan listrik atau battery electric vehicle (BEV) di Indonesia akan mencapai 10 persen di 2030.
“Kalau saya lihat arahnya 10 persen ke battery electric vehicle (BEV) di 2030. Intinya kami support arahan pemerintah untuk mengurangi emisi karbon dan mengurangi penggunaan BBM,” ucap Anton Jimmi Suwandy, Marketing Director PT Toyota Astra Motor (TAM), kepada Kompas.com, Jumat (16/6/2023).
Adapun strategi mobil elektrifikasi Toyota baik itu mobil listrik murni bertenaga baterai maupun mobil hibrida tertuang dalam program yang disebut Multi Pathway. Tidak hanya berfokus pada mobil listrik (BEV) tetapi juga disediakan produk-produk yang lebih variatif.
Tujuannya karena Indonesia sangat luas dan Toyota menilai konsumen sangat bervariasi, jadi tidak bisa hanya satu produk untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Sebagai informasi, saat ini Toyota sudah memiliki sejumlah produk elektrifikasi. Pada segmen BEV sudah ada bZ4x, sementara untuk hybrid ada Innova Zenix, Yaris Cross, Corolla Cross, Corolla Altis, Camry, dan C-HR.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/06/16/130100415/luhut-mau-peredaran-mobil-bbm-dipersulit-ini-tanggapan-toyota