JAKARTA, KOMPAS.com - Polda Metro Jaya mengatakan bahwa tilang manual yang saat ini kembali diberlakukan merupakan opsi terakhir dalam penindakan pelanggaran lalu lintas.
Kepolisian, dijelaskan Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Metro Jaya Kombes Latif Usman, akan terlebih dahulu melakukan peneguran kepada pengendara yang melakukan pelanggaran lalu lintas.
"Jadi tidak harus ditilang. Kalau boncengan tiga, tidak menggunakan helm, kita lihat situasi bisa diingatkan suruh turun dulu, suruh ambil, begitu. Tapi kalau sudah sangat membahayakan, ugal-ugalan, pasti kita tilang," kata dia dikutip dari NTMCPolri, Senin (22/5/2023).
"Jadi, itu langkah terakhir," lanjut Latif.
Ia juga menuturkan, meskipun tilang manual kembali diberlakukan, namun penindakan pelanggaran lalu lintas akan dimaksimalkan menggunakan tilang elektronik atau Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE).
Sebab, ETLE ini yang dinilai mampu meningkatkan kesadaran masyarakat terkait ketertiban berlalu lintas.
"Nanti ETLE kita akan kembangkan terus, jangan sampai tidak. Karena sistem ETLE yang benar-benar efektif untuk menyadarkan masyarakat," jelasnya.
Sebelumnya, Kadiv Humas Polri Irjen Sandi Nugroho mengatakan bahwa tidak semua petugas kepolisian bisa melakukan tilang manual di jalan.
Penindakan hanya bisa dilakukan oleh tim khusus yang sudah memiliki surat perintah dan bersertifikasi.
"Tujuannya, untuk meminimalisasi pelanggaran anggota di lapangan," kata Sandi.
Adapun tilang manual sendiri, sempat dihapus karena dianggap membuka celah pungli oleh polantas. Sehingga kepolisian fokus terhadap penerapan ETLE, tapi ternyata belum bisa menjangkau seluruh pelanggar lalu lintas.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/05/22/164100615/polisi-sebut-tidak-semua-pelanggar-lalu-lintas-ditilang-manual