JAKARTA, KOMPAS.com - Kinerja industri otomotif Indonesia masih dihantui krisis pasokan cip semikonduktor. Kendala ini dipercaya bisa mengganggu proses alur produksi membuat paasokan mobil baru hasil manufaktur Tanah Air.
Alhasil, pasokan mobil baru jadi terganggu membuat potensi gangguan pasar bisa terjadi.
Presiden Direktur Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Warih Andang Tjahjono mengatakan, potensi gangguan akibat tidak sesuainya pasokan suatu produk ke pasar (supply) dalam beberapa waktu mendatang.
Produk dimaksud, tentu saja termasuk Toyota Kijang Innova Zenix yang baru saja melakukan debut global di Indonesia pada Senin (21/11/2022). Terkhusus, untuk varian hibrida alias hybrid electric vehicle (HEV)-nya.
"Iya, market crash mungkin saja terjadi dengan kondisi saat ini," kata Warih saat ditemui di sela-sela peluncuran Kijang Innova Zenix, Grand Hyatt Jakarta, Senin (21/11/2022).
Menurut dia, kondisi tersebut dikarenakan suplai komponen untuk produksi mobil masih belum stabil seperti cip semikonduktor. Mengingat, semakin canggih suatu kendaraan penggunaan cip semikonduktornya semakin banyak pula.
Sementara permintaan pasar sudah mulai kembali pulih usai terdampak pandemi Covid-19 dua tahun belakangan. Keadaan itu pun terjadi di pasar ekspor seperti Asia, Afrika, serta Amerika Selatan.
"Untuk produk HEV, demand-nya juga sangat tinggi di dunia. Seperti, Middle East, Afrika, dan Amerika Selatan karena ada shifting dari penggunaan (kendaraan) berbahan bakar minyak," kata Warih.
"Tetapi memang setelah 2,5 tahun Covid-19, sekarang recovery timing demand-nya mulai tinggi. Namun, itu tidak dibarengi dengan suplai. Ini tidak hanya satu model ya, tapi supply chain secara keseluruhan terhadap total demand kurang," ucapnya.
"Sehingga we cannot full fill 100 persen demand," tambah dia.
Meski demikian, perseroan mengaku sudah memiliki berbagai strategi untuk bisa menyerap pasar secara optimal dan menekan potensi adanya market crash. Satu diantaranya, melakukan prioritasi produksi alias shifting.
Maksudnya, pabrikan mengorbankan suatu model tertentu untuk komponennya digunakan secara sementara ke produk lainnya yang sedang mendapatkan permintaan tinggi.
Solusi lainnya, mulai memproduksi komponen cip semikonduktor dan komponen lainnya yang masih memiliki ketergantungan tinggi terhadap negara lain.
"Kami sudah ada isu bagaimana kalau diproduksi di sini (cip semikonduktor) agar menjawab permintaan pasar. Tapi saya tidak bisa bicara banyak tentang ini," kata Warih.
Diketahui, TMMIN sudah mulai memproduksi Kijang Innova Zenix di fasilitasnya yang berlokasi di kawasan industri Karawang, Bekasi, Jawa Barat dengan rata-rata tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) mencapai 85 persen.
Namun untuk varian hybrid, diakui masih sekitar 60 persenan karena ada bagian tertentu yang harus diimpor dari Jepang langsung. Seperti, motor listrik, inverter, dan bagian-bagian lain di platform dan sasis-nya.
Adapun komponen elektrifikasi yang sudah dirakit di dalam negeri ialah baterai yang mencangkup pada 14 bagian komponen (termasuk sel dan modulnya) dari total 32 bagian komponen.
Diperkirakan, Kijang Innova Zenix mampu diproduksi oleh TMMIN sampai 4.000 unit tiap bulan dengan pembagian 60:40 untuk tipe bahan bakar bensin dan hybrid.
"Dari ulah itu, 50:50 yang diekspor dan untuk pasar domestik. Kita mulai ekspor pada Februari 2023 nanti dengan tujuan Asia, Central South America, hingga ke Afrika," kata Warih.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/11/22/080200915/pasokan-cip-belum-stabil-bisa-ganggu-pasar-innova-zenix-hybrid