BANDUNG, KOMPAS.com - Sulitnya mendapat semi konduktor berpengaruh besar pada produksi kendaraan di Indonesia. Padahal saat ini, pasar otomotif tengah menggeliat pasca-terpuruk akibat pandemi Covid-19.
Direktur Honda Bandung Center (HBC) Iwan Tjandradinata mengatakan, saat ini, persoalan langkanya semi konduktor sebagai sparepart penting dalam kendaraan masih menjadi kendala besar.
Hal ini salah satunya dikarenakan lockdown-nya China akibat pandemi Covid-19 hingga perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina.
Sedangkan permintaan semi konduktor begitu tinggi. Bukan hanya dari perusahaan otomotif, tapi laptop, hingga gadget pun membutuhkan elemen tersebut.
"Kondisi ini berimas besar pada produksi dan stok mobil," ujar Iwan kepada Kompas.com, belum lama ini.
Di sisi lain, pasar sedang bergairah. Pembelian masyarakat tinggi diiringi dengan peluncuran beberapa produk baru.
Sayangnya, tingginya pasar tidak berbanding lurus dengan ketersediaan kendaraan. Akibatnya terjadi inden yang cukup panjang. Hal inilah yang membuat pengusaha diler galau.
"Di kami yang indennya cukup panjang ada All New HRV, terutama yang warna khaki. Sampai ada pergeseran waktu kirim," ucap Iwan.
Padahal bila produksi tidak terganggu, tahun ini adalah saat-saat menggembirakan setelah dunia otomotif terpukul Covid-19.
Hal serupa disampaikan Moch Rochayat, Sales Supervisor Auto2000 Pasteur. Ia mengaku sedih dan galau melihat stok beberapa kendaraan kosong akibat persoalan semi konduktor.
"Yang mau beli ada tapi barangnya ga ada," tutur dia.
Contohnya Innova dan Alphard. Saat konsumen berdatangan ingin membeli kedua jenis mobil ini, pihaknya tidak bisa menjanjikan dapat cepat.
Apalagi untuk mobil-mobil built up. "Susah barangnya," tutup dia.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/06/26/201802215/saat-diler-mobil-di-jabar-galau-permintaan-tinggi-tapi-tidak-ada-stok