JAKARTA, KOMPAS.com – Kecelakaan bus kembali terjadi di Indonesia. Kali ini terjadi antara bus pariwisata dengan colt diesel di Ruas Tol Surabaya-Gempol, arah Perak, Sabtu (5/3/2022).
Dikutip dari Kompas Regional, keterangan dari saksi mengatakan kalau ada satu penumpang yang mencoba mengambil alih kemudi sopir bus dari arah belakang.
“Penumpang tersebut diduga tiba-tiba depresi lalu berusaha merebut kemudi bus dari belakang sopir,” ucap Panit PJR Tol Jatim 2 Iptu Nanang Hendra, Sabtu (5/3/2022).
Akibat kejadian ini, tiga orang meninggal dalam kecelakaan tersebut dan enam lainnya mengalami luka-luka.
Melihat kejadian seperti ini, apakah penting bus pariwisata atau antar kota menggunakan sekat yang memisahkan antara kabin penumpang dan pengemudi?
Untuk bus dalam kota seperti Transjakarta, beberapa unit sudah memakai sekat pemisah. Sedangkan bus pariwisata maupun antar kota masih sebagian saja yang menggunakannya.
Pemilik PO Sumber Alam Anthony Steven Hambali mengatakan, sekat yang ada di kabin bus punya banyak fungsi, tapi juga bisa menghambat proses evakuasi saat bus alami kecelakaan.
“Sekat biasanya digunakan untuk smoking area. Memang dilema, untuk servis, tentu baik, karena mengurangi asap. Tapi secara safety, kadang kurang karena untuk keluar jadi penghalang,” ucapnya kepada Kompas.com, Minggu (6/3/2022).
Mengenai kasus rebut setir dari sopir bus, Anthony mengatakan, adanya sekat di kabin tetap tidak bisa mencegahnya. Ada saja dalam kondisi tertentu, bus dengan sekat bisa alami kecelakaan yang sama.
“Dalam kasus rebut setir, sekat tidak pengaruh, karena penumpang bisa pura-pura mau merokok di dekat sopir, lalu tetap merebut kemudi,” kata Anthony.
Namun, aksi merebut setir dari sopir ini bisa dicegah dengan menggunakan sekat yang mengelilingi pengemudi. Sehingga sekat tadi menghambat gerak orang lain untuk masuk ke area pengemudi.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/03/07/110200215/seberapa-penting-sekat-di-kabin-bus-