SEMARANG, KOMPAS.com - Bengkel karoseri yang nekat melanggar aturan kelebihan dimensi (over dimension) pada truk angkutan barang akan ditindak oleh kepolisian.
Penindakan yang akan dilakukan polisi terhadap bengkel karoseri yang melanggar, yakni dengan memberikan sanksi pencabutan izin usaha.
Dirlantas Polda Jateng, Kombes Pol Agus Suryonugroho menegaskan pelanggaran over dimension pada kendaraan itu tertuang pada Pasal 277 UU No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ).
"Ini kejahatan lalu lintas yang bisa disidik menggunakan berita acara biasa, dikirim ke kriminal. Penyidik bisa memberi rekomendasi agar karoseri yang membuat itu agar dicabut izinnya," ujar Agus seperti dikutip Kompas.com, Jumat (25/2/2022).
Tidak hanyan pencabutan izin usaha, karoseri dan pemilik kendaraan yang melanggar aturan tersebut terancam sanksi pidana penjara dan denda puluhan juta rupiah.
"Over dimensi ancamannya 1 tahun pidananya, kalau dendanya Rp 24 juta. Di samping hukuman 1 tahun dan denda kita bisa menyarankan izinnya agar dicabut," ucap Agus.
Agus mengatakan pihaknya telah menangani dua kasus kendaraan over dimension yang sudah berkekuatan hukum tetap. Sementara, kasus yang masih dalam proses hukum disebut ada sebanyak 10 kasus.
"Saya pernah menyidik kasus over dimensi Jateng tetapi proses pembuatan dimensinya di Banten. Ada dua yang sudah inkrah 2, dan yang dalam proses ada 10," ucapnya.
Ia memastikan penindakan hukum akan terus ditegakkan bagi pelanggar peraturan tersebut. Namun, tidak menutup kemungkinan pihaknya akan mengambil langkah restorasi justice.
"Tapi kita akan lihat, semangat kita memang penindakan tapi bisa juga restorative justice," kata Agus.
Seperti yang diketahui, kebijakan Zero ODOL (over dimension over load) menjadi salah satu langkah Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk menekan angka kecelakaan. Aturan ini sebelumnya direncanakan berlaku 2021, namun mundur menjadi 2023.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/02/26/130200615/izin-karoseri-yang-melanggar-aturan-dimensi-bakal-dicabut