JAKARTA, KOMPAS.com - Perhelatan Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS 2021) bukan hanya menjadi penggerak industri otomotif, tetapi juga ladang penghasilan untuk beberapa pihak tertentu seperti perempuan yang berporfesi sebagai usher.
Usher sendiri merupakan perempuan-perempuan yang biasanya berdiri di samping kendaraan bermotor saat pameran otomotif berlangsung. Tugas mereka seperti penerima tamu sekaligus pemberi informasi singkat.
Berbeda dengan SPG atau sales promotion girl yang memang tugasnya itu dalam memberikan informasi detail hingga perhitungan harga pembelian di suatu kendaraan tertentu.
Lantas, bagaimana cerita mereka selama perhelatan GIIAS 2021 yang telah berlangsung salam sembilan hari? Terlebih, pameran sudah absen selama satu tahun belakangan imbas pandemi Covid-19.
Ditemui oleh Kompas.com, salah satu usher dari Audi Indonesia, Annisa, mengaku bahwa perhelatan saat ini terasa aneh dan asing. Sebab, ada aturan baru yang mengikuti protokol kesehatan.
"Di antaranya harus memakai masker dan jaga jarak. Kalau dulu semua wajah terlihat, jadi ada yang aneh saja. Mungkin itu salah satu tidak ada Miss GIIAS 2021 lagi," katanya, Sabtu (20/11/2021).
"Lalu sekarang tidak ada hiburan seperti dance ataupun live music. Jadi benar-benar merupakan hal baru dan rada asing bagi saya," lanjut dia.
Perasaan serupa juga dialami oleh usher Wuling Motors, Nyndi. Menurut dia, penggunaan masker dan jaga jarak selama pameran sedikit membuat komunikasi kepada pengunjung jadi sulit.
"Volume suaranya harus dibesarkan sedikit. Tapi untungnya tak terlalu ramai seperti pameran sebelum-sebelumnya. Kemudian kalau mau foto-foto, itu seadanya saja karena tidak bisa lepas masker," ucap dia.
Tapi untung saja, tiap harinya semua usher tidak diwajibkan untuk lakukan swap test ataupun PCR. Tes kesehatan hanya dilakukan saat kali pertama ingin menghadiri pameran sebagai usher, selebihnya diimbau untuk selalu menerapkan protokol kesehatan.
Meski demikian, mereka bersyukur bahwa pameran otomotif bisa dihelat kembali. Sebab saat ditangguhkan selama satu tahun, pendapatan usher menjadi berkurang yang pada akhirnya berdampak pada pengeluaran.
Seperti Annisa misalkan, ia mengaku sebelumnya atau di kondisi pra-pandemi Covid-19, sebagai freelancer dalam satu minggu ada 3-4 acara. Tapi sejak 2020 seluruh acara yang berkaitan tidak bisa dihelat termasuk GIIAS.
"Mengenai pendapatan harian, kalau saya Rp 1,5 juta. Dibandingkan tahun sebelumnya memang ada pengurangan, tapi tetap bersyukur karena sudah ada pemasukkan kembali," kata dia.
Pendapatan tersebut diperolehnya dengan waktu kerja shifting berdurasi hingga tujuh jam sehari yang dibagi dua usher.
"Tahun sebelumnya kita satu shift hanya empat jam. Saat ini, dari jam 12 sampai jam 5 sore, lalu di Jumat-Sabtu-Minggu sampai pukul 20.00 WIB, jam kerjanya jadi lebih panjang," lanjut Annisa.
Dalam kesempatan terpisah, Nyndi juga mengaku mendapatkan kisaran pendapatan yang serupa. Tapi durasi kerja dia lebih panjang dengan jatah libur 2-3 kali tiap minggu.
"Di sini tidak ada shift, seharian tapi ada libur 2-3 kali seminggu. Rata-rata bisa dapat Rp 1 juta sehari, masih nutup sih," kata dia.
Atas kondisi sekarang, mereka berharap pameran GIIAS 2022 akan lebih baik dengan pengadaan hiburan tambahan sebagaimana tahun-tahun sebelumnya sehingga tidak monoton.
Di samping itu, tentu soal pemberian upah harian. Diharapkan, bisa segera kembali normal dengan durasi jam kerja yang menyesuaikan.
"Inginnya sih seperti sebelumnya ya untuk situasi di pameran dan pendapatannya. Kalau sekarang ribet, sampai ada jam kunjungannya juga," kata Nyndi.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/11/21/144100215/cerita-usher-wanita-di-giias-2021-satu-hari-dibayar-rp-1-juta