TANGERANG, KOMPAS.com – Sasis bus Hino R260 memang menjadi favorit berbagai PO di Indonesia. Selain itu Hino R260 juga masih menjadi market leader di kelasnya.
Mesinnya yang masih sederhana, banyak dioprek oleh pengemudi maupun mekaniknya. Mesin yang sudah dioprek tadi ditujukan agar performa dari mesin J08E demi meraih performa yang lebih dari standarnya.
Memang jika dilihat di jalanan apalagi di jalan tol, bus dengan sasis Hino R260 dikenal kencang. Namun efeknya, mesin yang sudah dioprek tadi jadi kerap overheat, bahkan bisa rusak.
Aftersales Director PT Hino Motors Sales Indonesia Irwan Supriyono mengatakan, mesin overheat itu ada beberapa penyebabnya, bisa saja sistem pendinginan mesin yang mengalami masalah.
“Adjustment (otak-atik) mesin juga bisa mengakibatkan overheat karena proses pembakarannya yang melebihi standar desain mesin,” ucap Irwan di Tangerang, belum lama ini.
Selain itu, ketika mesin sudah diotak-atik, sistem pendinginannya malah tidak ditingkatkan, sehingga semakin sering alami overheat. Ditambah lagi, pengemudi juga kerap mengabaikan peringatan atau warning yang ada di dasbor.
“Sebetulnya di dalam kendaraan ada sistem peringatan. Jadi di dasbor ada dan di buzzer juga, jadi kalau mesin panas, itu bunyi sebetulnya, harusnya sopir berhenti,” kata Irwan.
Namun berdasarkan pengamatan Irwan, sistem peringatan tadi banyak yang dimatikan. Jadi dasbor tidak dilihat, peringatan tidak ada, tahu-tahu mesin sudah rusak.
“Kita selalu peringatkan pengemudi, ada sistem peringatan dini kalau ada overheat. Jadi pengemudi harus berhenti, jangan disikat terus, perlu ada training pada pengemudi untuk menghindarkan masalah tersebut,” ucapnya.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/11/21/140100215/mesin-hino-overheat-pengemudi-harus-tahu-ciri-cirinya