JAKARTA, KOMPAS.com – Angkutan perkotaan (angkot) masih menjadi andalan masyarakat Indonesia untuk aktivitas sehari-hari. Angkot punya dimensi yang relatif kompak, sehingga bisa menelusuri jalan-jalan kecil di perkampungan.
Sampai saat ini, setidaknya ada dua sasis yang menjadi basis angkot di Indonesia, yaitu Suzuki Carry dan Daihatsu Gran Max. Asal mula angkot sebenarnya dari sasis pikap yang ditambah bodi di bagian belakangnya oleh karoseri.
Setiap karoseri biasanya memiliki desainnya masing-masing. Namun jika mau dibandingkan, bisa melihat dari dasbor depan setir, sampai bangku yang digunakan oleh Carry dan Gran Max.
Carry memiliki desain dasbor yang mengotak dan memiliki banyak tempat penyimpanan terbuka. Untuk bahan dasbor, memang tidak bisa berharap banyak, hanya terbuat dari plastik keras dengan warna hitam.
Pada bagian speedometer, hanya menunjukkan kecepatan, tidak ada takometer. Namun untuk indikator bensin sudah digital serta punya fitur trip A dan B.
Membahas kabin Gran Max, desain dasbornya lebih membulat dibanding Carry. Untuk bahan dasbornya, tentu masih dari plastik berwarna hitam agar mudah perawatannya.
Pada bagian speedometer juga kurang lebih sama dengan Carry, tidak ada takometer, hanya penunjuk kecepatan saja. Begitu juga ada layar digital yang menampilkan indikator bensin serta trip A dan B.
Kalau membahas bagian penumpang belakang, baik Carry maupun Gran Max, punya desain yang sama. Semua permukaannya dilapis dengan bahan kulit sintetis yang mudah dibersihkan. Kemudian ada satu lampu kabin di bagian tengah sebagai penerangan saat malam hari.
Susunan kursi dibuat berhadapan, dengan 4 penumpang di sisi kanan dan empat di sisi kiri. Bagian lantai pun biasanya memakai bawaan dari pikap, namun agar lebih rapi, sering dilapis lagi dengan bahan karpet.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/08/27/102200515/adu-angkot-bahas-kabin-suzuki-carry-dan-daihatsu-gran-max