JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu hal yang paling menjengkelkan saat mengendarai sepeda motor adalah ketika mengalami ban bocor.
Hal ini biasanya akan ditandai dengan ciri-ciri motor terasa oleng atau goyang saat dikendarai.
Kondisi itu tentu sangat menyebalkan, apalagi jika terjadi di malam hari dan dalam kondisi sedang buru-buru.
Namun, sebenarnya ada cara yang bisa dilakukan untuk membuat ban bocor tidak semakin parah saat dalam kondisi darurat.
On Vehicle Test PT Gajah Tunggal Tbk Zulpata Zainal mengatakan, untuk tipe ban tubeless masih bisa dijalankan selama pakunya masih menempel dengan catatan, pakunya adalah paku biasa, bukan paku ranjau.
“Untuk sementara masih bisa dijalankan selama pakunya masih menancap, namun tekanan anginnya harus ditinggikan. Tapi ini hanya bersifat sementara,” ujar Zulpata saat dihubungi Kompas.com, Kamis (27/5/2021).
Zulpata melanjutkan, cara tersebut aman untuk dilakukan selama tekanan angin ban masih cukup. Perlu dicatat, cara tersebut tidak berlaku jika pemiliki motor menggunakan ban dalam.
“Kalau ban dalam sudah kena paku, tidak dapat dijalankan lagi. Karena tekanan anginnya sudah habis,” kata dia.
Ada juga yang memanfaatkan lem super untuk menambal ban tubeless dalam kondisi darurat. Namun, menurut Zulpata cara itu tidak bisa dilakukan.
“Kalau hanya menggunakan lem sepertinya tidak akan kuat, sebab tekanan angin ban itu luar biasa. Jadi kalau sekedar lem saja, sepertinya tidak akan cukup,” ucapnya.
Zulpata menegaskan, ban yang mengalami kebocoran memang sebaiknya segera diperbaiki atau ditambal.
“Ban yang mengalami kebocoran harus segera ditambal dengan sempurna, bukan sementara seperti cara di atas. Karena komponen ini berhubungan langsung dengan keselamatan pengendara,” katanya.
Metode
Pada saat berkendara menggunakan kendaraan roda empat, resiko ban bocor di tengah perjalanan merupakan suatu hal yang tidak bisa dihindarkan.
Biasanya pengemudi langsung mencari tambal ban di pinggir jalan untuk menambal ban atau menelpon bengkel.
Namun ternyata tambal ban tubeless yang di pingggir jalan dengan metode tusuk sifatnya hanya sementara. Tambal ban dengan model tusuk ternyata malah bisa menimbulkan kerusakan pada ban.
Zulpata Zainal, On Vehicle Test (OVT) Manager PT Gajah Tunggal, mengatakan, tambal ban dengan metode tusuk yang ada di pinggir jalan memiliki efek tidak baik terhadap ban.
"Ban tubeless itu harus ditambal dengan benar, karena jantungnya itu kan angin ya. Kalau yang tusuk itu untuk sementara boleh saja, karena itu tidak sempurna," kata Zulpata kepada Kompas.com.
Zulpata menambahkan, tambal ban tusuk itu tidak sempurna. Karena pada metode tusuk ban langsung ditambal tanpa dibersihkan terlebih dahulu.
Hal itu akan menyebakan kawat yang masih terbuka atau sudah kena air akan mudah berkarat. Sementara itu, sifat karat yang semakin lama semakin menjalar ke bagian lain ditakutkan dapat merusak konstruksi ban.
Hal itu akan mengakibatkan bagian telapak ban akan menggembung dan malah membahayakan bagi pengendara.
"Metode tambal ban tubeless yang benar itu yang dari dalam. Jadi dibongkar dulu trus dibersihkan dulu semua. Termasuk kalau ada kawat yang keluar dibersihkan dan diberikan anti karat.
Setelah itu baru dimasukkan tambal yang seperti payung dari dalam," ucap Zulpata.
Pengendara dapat menemui tambal ban tubeless dengan metode payung di toko-toko ban atau tempat tambal ban khusus. Meski harganya relatif lebih mahal, namun hasilnya akan bagus dan menjaga keawetan dari ban.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/06/01/090200415/cara-mengatasi-ban-tubeless-yang-kena-paku-di-jalan