JAKARTA, KOMPAS.com – Membahas Perusahaan Otobus (PO) Siliwangi Antar Nusa (SAN) tidak lepas dari dua nama, Hasanuddin Adnan dan Kurnia Lesani Adnan. Membahas sejarahnya, PO ini berdiri pada tahun 1978.
Mulanya, Hasan merupakan seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Pemerintah Provinsi Bengkulu.
Dirinya sebenarnya ingin menjadi tentara namun tidak direstui ibunya. Sejak itulah dirinya mendaftar menjadi calon PNS di Pemda Provinsi Bengkulu.
Pada tahun 1978, Hasan memulai bisnisnya dengan memiliki sebuah truk yang digunakan sebagai angkutan barang.
Tujuan awal dari didirikannya PO SAN ini agar warga Bengkulu bisa bepergian ke daerah lain di Indonesia.
Usaha angkutan penumpang sebenarnya baru ditekuni pada tahun 1990. Bermodalkan sembilan armada bus sedang, empat unit di antaranya bus sedang Mazda T4000, di bawah bendera Siliwangi Antar Nusa Travel dia memberanikan diri membuka rute jarak jauh.
Jurusan perdana yang dilayaninya Bengkulu – Bekasi. Dalam waktu kurun lima tahun armadanya berkembang ke bus besar dan mulai mengembangkan rute.
Dalam bisnis usaha transportasi, Hasan sangat mengedepankan pelayanan kepada para pelanggannya.
Dia juga menerapkan 5 pilar utama kepada para pegawainya. Lima pilar itu adalah, Akhlak, Kejujuran, Disiplin, Tanggung Jawab dan Rasa Memiliki.
“Tiap pegawai di sini harus punya akhlak yang baik. Tanpa akhlak yang baik kami tak bisa berikan pelayanan terbaik. Mereka juga harus jujur, berdisiplin tinggi, bertanggung jawab dan punya rasa memiliki,” kata Hasan, Rabu (31/3/2021).
Bahkan ada kontrak khusus pada pegawai atau kru bus yang bekerja di PO SAN. Di mana para pekerja menyatakan tidak merokok selama bekerja.
“Ayah saya, orangnya tidak bisa ditawar, utamanya soal kedisiplinan,” kata Kurnia Lesani Adnan, putra ketiga Hasan dan Direktur Utama PO SAN.
Sani, Sapaan akrab Kurnia Lesani Adnan mengatakan, dirinya mulai membantu Ayahnya dari usia 14 tahun. Membantu misalnya belanja spare parts sampai antar-jemput penumpang kala itu.
Sani yang sangat mengagumi sosok Ayahnya ini belajar banyak dari ayahnya. Sani pun tetap mempertahankan 5 pilar dan pelayanan yang diusung oleh ayahnya dalam usaha ini.
“Untuk masalah pelayanan, saya sangat prioritaskan untuk hal ini. Kami sediakan armada-armada yang terbaik untuk memuaskan pelanggan kami,” ucap Sani.
Sani mengatakan, hadirnya armada premium di PO SAN bukan untuk bergaya. Tetapi PO SAN ingin menghadirkan transportasi yang aman, nyaman dan bisa dipercaya masyarakat.
“Jangan salah, bus-bus premium ini adalah armada yang mengajarkan pengemudi agar memikirkan keselamatan, kinerja mereka terpantau, mulai dari bahan bakar, kecepatan, perilaku pengereman, sampai posisi kendaraan bisa diketahui,” ujar Sani.
Dari rekaman operasi bus, perusahaan bisa mengetahui siapa yang rajin menggunakan retarder, siapa yang sering menginjak pedal rem dalam-dalam, siapa yang mengemudi dengan boros bahan bakar.
Saat ini PO SAN memiliki lebih dari 110 unit bus dari berbagai merek terkenal dunia Mercedes-Benz dan Scania. Ada 8 rute andalan PO SAN saat ini yakni: Bengkulu – Jakarta (PP), Bengkulu – Bandung (PP), Bengkulu – Bukit Tinggi via Padang Panjang (PP), Bengkulu – Padang (PP), Bengkulu – Pekanbaru (PP), Bengkulu – Blitar (PP), Pasir Pangaraian – Blitar via Bandung, (PP), Pasir Pangaraian – Blitar via Cirebon (PP).
https://otomotif.kompas.com/read/2021/03/31/134100315/asal-mula-po-san-dari-satu-unit-truk-sampai-jadi-kebanggaan-bengkulu