JAKARTA, KOMPAS.com – Beragamnya pilihan jenis bahan bakar di Indonesia ternyata punya dampak terhadap lingkungan. Secara tak langsung, banyaknya masyarakat yang menggunakan BBM dengan spesifikasi rendah menghasilkan emisi gas buang yang lebih banyak.
Fabby Tumiwa, Direktur Eksekutif Institute for Essential Service Reform (IESR), mengatakan, dorongan menggunakan BBM spek rendah muncul dari banyaknya varian produk, yang juga memunculkan variasi harga yang signifikan.
Menurutnya, terlalu banyaknya produk BBM di pasar dengan angka RON (Research Octane Number) atau CN (Cetane Number) sangat rendah atau belum sesuai dengan standar EURO, menghasilkan polusi yang signifikan.
“Tetangga kita Myanmar, hanya ada tiga produk BBM dengan RON terendah 91, Vietnam hanya dua produk BBM dengan RON terendah 92,” ujar Fabby, dalam dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com (5/3/2021).
“Sedangkan di Indonesia, kita ada enam produk dengan RON terendah 88 yakni Premium. Selain terlalu banyak, standar RON juga tidak sesuai standar EURO 4 minimal RON 91, kita masih sangat jauh tertinggal,” katanya.
Ia juga mengatakan, dengan luasnya rentang harga BBM yang dijual di pasaran, masyarakat akan lebih memilih produk dengan harga yang paling murah.
“Masyarakat saat ini hanya melihat ‘harga saat ini’, harga yang saya keluarkan untuk beli BBM,” ucap Fabby.
Padahal masyarakat perlu melihat menggunakan BBM yang sesuai spesifikasi mesin. Hal ini dapat membuat kinerja mesin menjadi lebih efektif, hemat BBM, dan performa yang terjaga.
“Belum lagi, mesin akan terawat dan terhindar dari kerusakan yang akhirnya menjadi biaya atau harga yang mungkin lebih mahal di kemudian hari,” kata dia.
Oleh sebab itu, masyarakat harus lebih peduli untuk menggunakan bahan bakar minyak (BBM) berkualitas yang tepat untuk kendaraan.
Karena BBM yang digunakan sangat berpengaruh terhadap performa kendaraan serta terhadap lingkungan. Fabby menambahkan, ada dua hal yang harus dipastikan dalam memilih BBM berkualitas.
"Pertama, kita harus pastikan angka Research Octane Number (RON) untuk bahan bakar gasoline atau bensin dan Cetane Number (CN) untuk gasoil atau diesel sesuai dengan kebutuhan mesin," tuturnya.
"Kedua, kita juga harus mulai menengok kandungan sulfur dalam emisi gas buang yang dihasilkan dari setiap produk BBM yang kita gunakan untuk mengurangi polusi udara," ujar Fabby.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/03/05/133100715/orang-indonesia-beli-bbm-lihat-harganya-bukan-spesifikasinya