JAKARTA, KOMPAS.com - Meski sudah punya banyak produk ban harian untuk sepeda motor atau mobil, namun nama besar Michelin yang identik dengan motorsport memberikan stigma harga produknya lebih mahal dibandingkan dengan merek lain.
Oleh sebab itu, pengguna produknya, baik di segmen motor atau mobil pun masih tertentu dan belum menjadi pilihan utama sebagian besar masyarakat Indonesia.
Menanggapi adanya pandangan tersebut, Customer Engineering Support PT Michelin Indonesia Mochammad Fachrul Rozi, tidak menampik bila harga dari produknya tergolong tinggi dibandingkan rivalnya.
"Memang ban Michelin sering dianggap ban mahal, tapi sebenarnya konsumen juga harus melihat dari sisi value-nya juga tidak hanya dari harga. Kalau price oriented dan value oriented itu dua hal berbeda," kata Rozi dalam webinar Micheling Safe Mobility, Kamis (19/22/2020).
Rozi menjelaskan bila produk yang disajiakan Michlein memang memiliki kualitas yang sangat baik. Hal tersebut karena penerapan teknologinya diadaptasi dari dunia balap setelah ban dipakai sampai batas maksimalnya.
Pola pengujian ban tersebut, menurut Rozi berbeda dengan merek ban lain yang justru melakukan hal sebaliknya.
Selain itu, Rozi juga mengklaim bila ban Michelin memiliki masa pakai yang cukup tinggi, bahkan sampai permukaan menipis, performanya tidak mengalamai degradasi yang signifikan.
"Bisa diibartkan seperti gunung es di laut, komusmen hanya melihat permukaannya saja dari harga, bahwa kelihatannya mahal, padahal di bawah itu ada value yang tidak pernah mereka pikirkan," ucap Rozi.
"Produk kami memberikan safety, comfort, service, handling, jadi memberikan peace of mind, lalu ada garansi 6 tahun, bisa dibandingkan brand ban mana yang memberikan garansi seperti ini," kata dia.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/11/20/160200015/ban-yang-dijualnya-dianggap-mahal-ini-jawaban-michelin