JAKARTA, KOMPAS.com - Masuk bulan ketujuh pandemi Covid-19, sejumlah pedagang sepeda motor bekas mengatakan, mengalami penurunan penjualan yang cukup signifikan.
Yosia Hermanto, pedagang motor bekas dari showroom Talenta Motor di Palmerah Barat, Jakarta, mengatakan, menahan untuk membeli unit dulu dan berusaha menghabiskan stok yang ada.
"Kita sedang tidak ambil motor, stop, jual motornya saja, kalau ada yang mau, dapat lebih dikit jual saja. Kemarin ada beberapa yang nawarin (motor) cuma kami tidak terima," katanya kepada Kompas.com, belum lama ini.
Yosia mengatakan, ketimbang banyak unit yang menumpuk dia lebih baik menurunkan harga jual. Diharapkan dengan harga murah bisa mendatangkan konsumen.
"Kalau waktu PSBB pertama atau PSBB transisi masih ada yang online, tapi di PSBB kedua ini ada sih yang nanya-nanya tapi belum dapat," katanya.
Darwin Danubrata, dari diler motor bekas Songsi Motor, di bilangan Jagakarsa, Jakarta Selatan, mengatakan, pedagang terpaksa menurunkan harga karena motor yang dijual status pajaknya harus hidup.
"Sementara, kalau motornya tidak kunjung laku, pajaknya jalan terus. Kalau motornya tidak laku, nanti saya harus bayar pajak lagi," kata Darwin.
Darwin mengatakan hanya menghitung penurunan berdasarkan modal. Misalkan, kalau biasanya menjual motor dengan batas Rp 11 juta, sekarang bisa turun jadi Rp 10,5 juta atau Rp 10 juta.
Skutik entry level
Yosia mengatakan, di masa pandemi penjualan merosot tajam. Model yang masih terserap pasar paling hanya skutik entry level.
"Matik kelas bawah (Beat, Mio dan lainnya) masih (laku). Kemarin-kemarin yang laku juga masih matik," kata Yosia kepada Kompas.com.
Senada dengan Yosia, Darwin mengatakan, penjualan motor yang masih cukup baik ialah segmen skutik kelas bawah
"Macem macem sih, tapi paling laku Honda, skutik seperti Beat sama Vario. Yamaha Nmax juga masih laku," katanya.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/10/02/172100315/masih-pandemi-pedagang-motor-bekas-fokus-habiskan-stok