JAKARTA, KOMPAS.com – Suzuki Jimny merupakan salah satu mobil yang fenomenal. Sejak diluncurkan pada pertengahan 2019, hingga kini SUV kompak tersebut masih memiliki daftar inden.
Konsumen yang benar-benar tertarik dan ingin segera mendapatkan mobilnya harus mencari unit bekas. Namun dengan konsekuensi harus membayar lebih mahal.
Hendro Kaligis, Business Development Head PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) yang mengelola layanan mobil bekas Auto Value, mengatakan, banyak orang yang memanfaatkan antrean inden Jimny sebagai peluang bisnis dengan jual untung
“Sebenarnya bukan orangnya yang mau jual, dari awal mereka itu melihat peluang. Bahwa Jimny indennya akan panjang. Jadi begitu dapat, mereka jual lagi, untuk dapat untung dari selisih harga” ujar Hendro, dalam konferensi video (7/5/2020).
Sebab harga bekas Jimny telah meningkat hingga Rp 500 jutaan, dari harga baru sekitar Rp 350 jutaan.
Artinya pemilik Jimny yang membeli dari 2019, bisa mendapat untung hingga Rp 150 juta saat menjualnya tahun ini.
Meski begitu, seperti halnya kondisi mobil bekas di tengah pandemi, harga Jimny seken saat ini juga mengalami penurunan.
Bimo Maliki, pemilik showroom Malique Selatan Djakarta di Blok M Mall, Jakarta Selatan, mengatakan, harga Jimny seken saat ini bisa turun Rp 10 jutaan hingga Rp 20 jutaan tergantung kondisi.
“Tahun lalu sampai awal tahun masih ada yang di atas Rp 500 juta, sekarang kebanyakan di bawah itu. Ada yang Rp 460 juta, ada yang Rp 490 juta, itu Jimny 2019,” ucap Bimo, kepada Kompas.com belum lama ini.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/05/08/114255515/pemilik-suzuki-jimny-masih-bisa-jual-untung-di-tengah-pandemi-corona