JAKARTA, KOMPAS.com – Jelang bulan puasa dan hari raya Lebaran, bengkel mobil biasanya mengalami peningkatan jumlah konsumen. Mereka biasanya melakukan perawatan berkala dan pengecekan, agar kondisi mobil selalu siap serta aman untuk mudik alias dibawa berkendara jauh ke kampung halaman.
Namun, dengan keluarnya aturan dilarang mudik mulai 24 April 2020, jumlah konsumen yang melakukan servis di bengkel diprediksi mengalami penurunan signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Sigit Wahyu Anggoro, Group Head Marketing CARfix Indonesia, mengatakan, pelarangan mudik akan berdampak pada jumlah konsumen yang datang untuk melakukan servis ke bengkel.
Seperti diketahui kampanye physical distancing dan work from home (WFH), sudah cukup membuat orang enggan beraktivitas di luar rumah.
Apalagi ditambah aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta sejak 10 April lalu, membuat orang semakin jarang menggunakan kendaraannya.
“Penurunan konsumen mulai terjadi di awal April 2020, kami siapkan beberapa paket servis yang lebih hemat supaya mobil pelanggan bisa tetap terawat meskipun kondisi ekonomi belum membaik,” ujar Sigit, kepada Kompas.com (22/4/2020).
Menurutnya, jumlah konsumen biasanya mengalami lonjakan pada satu atau dua bulan sebelum Hari Raya. Peningkatan akan makin terasa pada H-2 minggu dan H-1 minggu Lebaran.
“Kalau melihat benchmark tahun-tahun sebelumnya masa sebelum puasa seperti ini sudah meningkat karena banyak yang mulai ziarah,” ucap Sigit.
“Tapi tidak terjadi di masa sekarang ini, mungkin masyarakat mematuhi aturan untuk tidak mudik,” katanya.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/04/23/074200515/dilarang-mudik-tidak-ada-lonjakan-servis-mobil