Aki Mobil Mesin Diesel Beda dengan Bensin, Ini Alasannya

JAKARTA, KOMPAS.com - Baterai atau aki menjadi komponen utama pada mobil, baik yang bermesin diesel maupun bensin.

Untuk itu, spesifikasi komponen penyimpan energi listrik harus sesuai dengan mesin kendaraannya.

Jika spesifikasi akumulator ini tidak sesuai, maka kinerjanya menjadi tak maksimal. Bahkan tidak menutup kemungkinan aki justru akan lebih cepat tekor atau rusak karena tidak sesuai penggunaannya.

Seperti halnya penggunaan aki pada mobil diesel yang harus menggunakan spesifikasi berbeda dengan mobil mesin bensin.

Biasanya, aki untuk mobil berbahan bakar solar ini memiliki arus listrik atau ampere yang lebih besar dibandingkan dengan mobil bensin.

Hal ini disebabkan karena pada mesin diesel tenaga yang dibutuhkan saat awal menyalakan mesin juga lebih besar.

Technical Support Manager Toyota Astra Motor (TAM) Didi Ahadi menjelaskan, perbedaan ini disebabkan karena tenaga yang dibutuhkan saat pertama kali menyalakan mesin juga berbeda.

“Karena ccnya juga berbeda, maka tenaga yang dibutuhkan untuk memanaskan glow plug pada mesin diesel saat awal starter juga lebih besar,” katanya kepada Kompas.com, Jumat (20/3/2020).

Didi menambahkan, bahkan pada mesin-mesin diesel lama membutuhkan aki dengan spesifikasi ampere yang cukup besar hingga 100 ampere.

“Kalau untuk mesin lama yang membutuhkan waktu untuk memanaskan glow plug itu sampai 100 ampere. Kalau mesin sekarang relatif lebih kecil 70an ampere,” ucapnya.

Hal yang sama disampaikan oleh Kepala Bengkel Auto2000 Cilandak, Suparna. Perbedaan sistem kerja kedua mesin membuat penggunaan jenis atau spesifikasi aki pun juga berbeda.

“Mesin mobil diesel membutuhkan tenaga yang lebih besar saat pertama kali menyalakan mesin atau starter, maka aki yang dibutuhkan juga lebih besar,” katanya.

Suparna mencontohkan, untuk mobil Toyota Kijang Innova diesel dengan kapasitas mesin 2.400 cc memerlukan aki dengan 65 ampere .

“Sedangkan untuk Innova mesin bensin membutuhkan aki sekitar 55 ampere saja,” katanya.