JAKARTA, KOMPAS.com – Kawasan Jakarta kembali tergenang banjir usai hujan deras yang mengguyur pada Minggu dini hari (23/2/2020). Sejumlah mobil terpantau harus menerjang banjir untuk tetap bisa sampai ke tujuan.
Meski banjir masih bisa dilewati, sebetulnya pengemudi disarankan untuk putar balik dan tidak melewati genangan. Namun ada pengecualian, terutama bagi mereka yang tak memiliki jalan lain untuk menuju lokasi tujuan.
Marcell Kurniawan, Training Director The Real Driving Center (RDC), mengatakan, banjir bisa diterjang dengan beberapa catatan. Meski begitu, usahakan jangan jadi yang pertama saat melewati genangan air.
“Biarkan orang lain lewat dan pelajari kontur jalan dari mobil yang jalan duluan, kalau mobil tadi berhasil melintasi banjir maka kita bisa menirunya,” ujarnya kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.
Gunakan gigi rendah dan atur kecepatan secara konstan, jangan terlalu cepat, tapi juga jangan terlalu lambat. Atur putaran mesin agar rendah untuk mengurangi hisapan udara dari air intake.
Selain itu, penting juga memantau ketinggian air lewat roda mobil. Marcell kasih saran untuk tidak melewati genangan air yang tingginya lebih dari setengah roda.
Menurutnya, semakin tinggi air, maka semakin besar pula kemungkinan masuk ke dalam mesin, terutama lewat jalur air intake. Apalagi jika genangan air berubah menjadi gelombang saat tertabrak kendaraan yang melintas.
“Karena kalau air sampai masuk ke intake, lalu ke ruang bakar, tak hanya membuat mobil mogok. Tapi juga bisa menyebabkan water hammer, risikonya komponen mesin internal bisa rusak,” ucap Marcell.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/02/23/174200915/mobil-terpaksa-lewati-banjir-begini-cara-amannya