JAKARTA, KOMPAS.com – Indonesia berpotensi besar memiliki basis produksi lokal untuk komponen kendaraan listrik, demi memenuhi kebutuhan produksi di dalam negeri maupun global. Pasalnya beberapa jenis hasil tambang bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku.
Di dalam negeri sendiri, sudah memiliki sumber bahan baku untuk pembuatan komponen baterai, seperti nikel murni. Selain itu ada juga kobalt yang juga dapat mendukung pembuatan komponen tersebut.
“Kalau China mengembangkan lithium ion, kemudian Jepang ada fuel cell, sementara Indonesia punya nikel kobalt. Jadi tentu kami sampaikan kalau nikel dan kobalt itu harus dikembangkan, jika itu dilakukan maka kita punya teknologi baterai yang kompetitif,” ujar Airlangga Hartarto, Menteri Perindustrian, Rabu (4/7/2018).
Menperin menambahkan, teknologi baterai ini bukan hanya untuk elektric vehicle, tetapi juga untuk renewable energy, seperti wind energy, atau solar panel semuanya membutuhkan teknologi baterai. Itu yang membuatnya menjadi komponen yang sangat strategis.
"Hal tersebut tentu jadi bagian dari prioritas Kemenperin. Bahkan kami sudah menyiapkan tax holiday untuk investor, yang akan menanamkan modalnya di teknologi baterai, ataupun yang akan investasi di motor listrik dalam negeri,” ujar Airlangga.
https://otomotif.kompas.com/read/2018/07/05/072200515/kemenperin-siapkan-insentif-investasi-baterai-di-indonesia