Jakarta, KompasOtomotif - Seiring perkembangan zaman, saat ini mulai banyak mobil bertranmisi otomatis atau matik yang mengggunakan teknologi continous variable transmission (CVT). Meski sama-sama membebaskan pengendara dari menginjak pedal kopling, terdapat perbedaan sistem kerja antara matik konvensional dan CVT.
Service Manager Bengkel Auto2000 GDC Depok Deni Andrian menjelaskan perbedaan kerja antara matic konvensional dan CVT. Menurut Deni, secara keseluruhan komponen yang terdapat di dalam mesin matik konvensional dan CVT hampir sama.
Hanya saja, bila pada matik konvensional perpindahan transmisi digerakan oleh seperangkat planetary gear set yang menghasilkan rasio gigi yang berbeda-beda, maka pada CVT proses perpindahan transmisi dihasilkan oleh perubahan diameter pully karena gaya centrifugal.
CVT digerakan oleh dua buah pully yang terhubung oleh sabuk baja atau belt. Menurut Deni, keberadaan sabuk baja ini yang membuat akselerasi pada matic CVT terasa halus dan tanpa hentakan.
"Pada CVT, belt-nya ini pada putaran tertentu dapat membuat diameter pully membesar atau mengecil hingga tenaga yang dihasilkan juga jadi lebih besar atau kecil," kata Deni saat ditemui KompasOtomotif, Rabu (3/1/2018).
Menurut Deni, pada matik konvensional, perangkat planetary gear set sangat bergantung pada kinerja oli. Sehingga seluruh perangkat ini harus dilumasi oleh oli.
"Kalau matik yang lama murni main tekanan minyak. Pada CVT juga minyak, cuma ada belt baja yang merupakan media untuk menaikan atau mengurangi momen gerak," kata Deni.
https://otomotif.kompas.com/read/2018/01/04/160200615/kenali-perbedaan-mobil-matik-konvensional-dan-cvt