JAKARTA, KOMPAS.com - Seiring dengan meningkatnya populasi mobil listrik, para pengendara perlu memahami beberapa aspek teknis yang berkaitan dengan kendaraan ini.
Salah satu aspek yang krusial adalah tekanan udara pada ban.
Hal ini menjadi semakin penting mengingat perbedaan karakteristik antara mobil listrik dan mobil berbahan bakar konvensional.
Baca juga: Imbas Kecelakaan Bus PO Tirto Agung, Lalu Lintas Tol Pandaan - Malang Terpantau Padat Marayap
Mobil listrik, yang memiliki baterai sebagai sumber tenaga utama, cenderung memiliki bobot yang lebih berat dibandingkan dengan mobil konvensional.
Menurut Fisa Rizqiano, Technical Trainer di Bridgestone Indonesia, bobot baterai yang besar membuat mobil listrik memerlukan tekanan udara ban yang lebih tinggi.
"Mobil listrik biasanya membutuhkan tekanan ban di atas rata-rata, sekitar 36-45 psi, tergantung rekomendasi pabrikan. Hal ini penting untuk memastikan distribusi bobot yang optimal dan menjaga efisiensi energi,” jelas Fisa.
Fisa mengungkapkan bahwa tekanan udara yang lebih tinggi juga berfungsi untuk mengurangi rolling resistance atau hambatan gulir.
Hambatan gulir yang lebih rendah dapat meningkatkan jarak tempuh kendaraan setiap kali pengisian daya.
"Jika tekanan ban terlalu rendah, rolling resistance akan meningkat, yang dapat mengurangi efisiensi baterai dan memperpendek jarak tempuh," kata dia.
Baca juga: Kecelakaan Bus Tirto Agung di Malang, Pihak PO Menolak Berkomentar
Hal ini menunjukkan bahwa pemeliharaan tekanan udara ban yang tepat sangat berpengaruh terhadap performa kendaraan secara keseluruhan.
Tekanan udara yang tidak sesuai juga berpotensi merusak keawetan ban.
Mengingat mobil listrik memiliki bobot yang lebih besar, tekanan yang lebih tinggi pada permukaan ban dapat mempercepat keausan.
Fisa menjelaskan, "Tekanan udara yang salah dapat mempercepat keausan ban dan bahkan memengaruhi performa pengereman." Oleh karena itu, menjaga tekanan ban pada level yang direkomendasikan sangat penting untuk kinerja kendaraan.
Fisa mengingatkan bahwa penting untuk melakukan pengecekan tekanan udara secara rutin.
Meskipun teknologi Tire Pressure Monitoring System (TPMS) banyak digunakan pada mobil listrik untuk memantau kondisi tekanan ban secara real-time, ia tetap menyarankan agar pemilik kendaraan memeriksa tekanan ban secara manual setidaknya sekali sebulan atau sebelum melakukan perjalanan jauh.
“Meskipun ada teknologi TPMS, pemeriksaan manual tetap penting untuk memastikan kondisi ban sesuai standar. Jangan lupa mengikuti rekomendasi tekanan udara dari pabrikan kendaraan,” ujar Fisa.
Dengan menjaga tekanan udara yang tepat, pengendara mobil listrik tidak hanya dapat menikmati kenyamanan dan keamanan berkendara, tetapi juga memaksimalkan efisiensi energi kendaraan mereka.
Mengingat harga ban dan baterai mobil listrik yang relatif tinggi, perawatan ini menjadi investasi kecil dengan manfaat besar untuk jangka panjang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.