Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah ESDM, Bola “LCE” Dilempar ke Kemenkeu

Kompas.com - 25/05/2016, 08:26 WIB
Ghulam Muhammad Nayazri

Penulis

Bogor, KompasOtomotif – Bukan hanya berkontribusi dalam meredam polusi udara, keberadaan mobil dengan konsep Low Carbon Emission (LCE) juga mendukung perkembangan teknologi mesin otomotif masa depan. Salah satu imbalannya, bagi produsen yang bisa memenuhi kriteria LCE akan mendapat banyak keringanan (insentif).

Imbasnya, harga mobil berteknologi tinggi, seperti hibrida, listrik, biofuel, etanol atau yang berbahan bakar hidrogen, bisa punya harga jual yang sangat murah. Ini seperti konsep mobil Low Cost Green Car (LCGC) yang sudah terlebih dahulu bergulir.

Untuk urusan ini, Indonesia sudah ketinggalan dengan Malaysia dan Thailand yang sudah terlebih dahulu mengaplikasikan konsep tersebut. Padahal sudah sejak 2013 Indonesia mencantumkan konsep ini, di dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 Tahun 2013 tentang Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah Berupa Kendaraan Bermotor yang Dikenai Pajak Penjualan atas Barang Mewah.

I Gusti Putu Suryawirawan, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian mengatakan, sampa saat ini, pemerintah masih memanfaatkan program yang ada, yaitu LCGC. Terkait LCE, pihaknya masih mendalami dan mencari tahu skema LCE yang akan diaplikasikan seperti apa.

“Sekarang untuk LCGC Pajak Penjualan Barang Mewahnya (PPnBm) sudah nol. Sementara terkait LCE, skemanya masih dibahas. Lebih dari itu, kalau mau bicara insentif kan harus berbincang lebih dahulu bersama Menteri Keuangan,” ujar Putu.

“Terkait dengan waktunya kapan, kami juga pengennya lebih cepat aja. Ketentuan lain untuk LCE masih dalam pertimbangan, seperti bahan bakar apa yang nantinya akan digunakan, bensin atau carbon,” tutur Putu.

Oleh karena itu, ini jadi urusan yang semakin mendesak dan harus segera dibuatkan aturan mainnnya, agar Indonesia tidak semakin tertinggal jauh. Indonesia jangan sampai tertinggal jauh dengan negara tetangga, khususnya yang ada di wilayah ASEAN.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau