Jakarta, KompasOtomotif – Perkembangan industri komponen lokal belum bisa dikatakan mapan. Apalagi dengan berbagai persolan yang dihadapi, membuat mereka semakin terjepit, bahkan ada yang gulung tikar.
Hadi Surjadipradja, Vice President Gabungan Industri Alat-Alat Mobil Motor (GIAMM) mengatakan, dari anggotanya, ada dua pengusaha komponen dan aksesori yang sudah menyerah. Sementara sisanya masih bertahan walaupun dalam kondisi memprihatinkan.
“Bukan hanya terjepit, bahkan ada yang sudah mati. Dari anggota kami ada dua yang sudah menyerah,” ujar Hadi, Selasa (29/3/2016).
Memberatkan
Hadi melanjutkan, faktor pertama yang menyulitkan yaitu bahan baku. Bea masuk yang dikeluakan pengusaha komponen besar, karena tidak mengimpor dari ASEAN (Rp 0).
“Ini yang membuat kami sulit. Harapan kami, regulasi pemerintah punya harmonisasi yang benar, barang jadi yang diimpor harusnya punya pajak lebih mahal, dibanding bahan baku yang akan digunakan untuk merakit di dalam mobil. Namun kalau sekarang terbalik-balik aturanya, makanya pengusaha lokal akan habis (bangkrut),” tutur Hadi.
Kemudian, lanjut Hadi, upah buruh yang dinaikkan. “Pemerintah daerah menaikkan upah pekerja, sementara produktivitasnya kecil. Semakin tercekik kami,” tutur Hadi.
Hadi meneruskan, yang kemudian menentukan yaitu volume penjualan kendaraan. “Jadi mobil dan sepeda motor harus laku. Kalau tidak ada penjualan sama saja bohong,” ujar Hadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.