Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Kuras Tangki Populer di Indonesia?

Kompas.com - 25/02/2016, 08:02 WIB
Febri Ardani Saragih

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif – Meski kuras tangki tidak masuk dalam jadwal servis berkala di bengkel resmi, metode perawatan ini kerap dilakukan pemilik demi menjaga kesehatan mobil. Kuras tangki cukup populer di Indonesia, tapi mengapa demikian?

Kebanyakan penyebab tangki harus dikuras karena khawatir soal kotoran yang mengendap. Kotoran bisa menghambat penyaluran bahan bakar ke ruang mesin sebab menutupi saringan. Tapi sebenarnya dari mana asal kotoran di dalam tangki?

Menurut Iwan Abdurrahman, Technical Service Division Toyota Astra Motor, asal kotoran dominan dari faktor eksternal. Artinya, benda berpotensi mengendap masuk melalui lubang tangki, paling besar kemungkinannya ikut terbawa ketika pengisian bahan bakar. Opsi lain, memang kualitas bahan bakar yang digunakan kurang baik atau bermasalah.

Menurut Nugraha Reza, Ketua Innova Community yang pada pekan lalu melakukan aktivitas kuras tangki bareng 56 unit untuk kesehatan mobil, mengatakan, setelah dibuka terlihat kotoran seperti lumpur yang mengendap. Kejadian ini lebih sering ditemukan pada tipe Innova bermesin diesel.

“Kalau melihat hasil kemarin, mobil yang perlu dikuras itu yang angka kilometernya tinggi, terus pakai bensin atau solar subsidi,” ujar Reza saat dihubungi KompasOtomotif, Selasa (23/2/2016).

Lazim di Indonesia

Menurut Iwan Indonesia kuras tangki begitu dikenal di Indonesia tapi sebenarnya tidak lazim di luar negeri.

"Misalnya di Jepang, di sana jarang sekali yang namanya kuras tangka karena seperti kita tahu kualitas bahan bakarnya bersih sekali. Di beberapa negara kuras tangki belum sesuatu yang lazim,” kata Iwan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com